Senin, 22 Desember 2014

Bagi Anak, Belajar Bukan Hanya Mengerjakan Soal

sumber gambar: http://azmega.com/vector/lovely-lines-manuscript-illustration.html

Sudah sekolah belum? kelas berapa sekarang? Sudah belajar apa saja? Pertanyaan itu adalah pertanyaan klasik yang biasa ditanyakan pada anak anak. Ada juga yang mencoba memberi pertanyaan tentang berhitung, Ilmu Alam dan lain lain.. kalau anak dapat menjawabnya, biasanya mereka akan berkomentar "pinter...". Komentar ini mungkin membuat anak merasa bangga dan tentunya orangtuanya.

Belajar Agar Jadi Cerdas Adalah Impian Semua Orang Tua


Tentunya kita semua ingin agar anak kita cerdas, unggul dan serba bisa. Jangan kuatir, karena urusan kecerdasan dan kemampuan, setiap anak sudah mendapat bekal sejak lahir. Rezeki yang dimiliki tiap anak ini yang perlu di arahkan dan dilatih sebaik baiknya agar anak dapat berkembang sebaik baiknya. Nah, mungkin sebagai orang tua, terkadang ada sedikit kegalauan dalam diri kita. Pertanyaan yang sama mungkin pernah ada dalam hati kita yaitu: sudahkan anak anak kita arahkan untuk belajar mengembangkan dirinya dengan maksimal? apalagi yang harus kita lakukan agar anak mampu belajar sebaik baiknya untuk menyongsong hari depan yang penuh tantangan.

Jangan Biarkan Anak Menjadi Pasif

Kita perlu membuang jauh-jauh fikiran bahwa belajar itu adalah waktu ketika mereka duduk diam dan memperhatikan kita, lalu menulis dan mengerjakan soal. Kalau kita melakukannya, kita bisa beresiko membuat anak menjadi pasif dan hanya mau duduk diam dan mendengarkan. Padahal, anak itu terus tumbuh, dan jika kita tidak mengajarkan berbagai cara untuk belajar, ia akan kehilangan waktu dan kesempatan untuk dapat melakukannya sendiri.

Belajarlah Mengenal Dunia


Jangan pernah berfikir kalau kecerdasan hanya dapat diperoleh dengan duduk manis di kursi, memegang pensil dan kertas. Kalau anda berfikir seperti ini justru anda menutup pintu pintu kecerdasan anak yang lain untuk terus berkembang. Anak Usia Dini memiliki beribu ribu cara untuk belajar dan berkembang. Mereka belajar dengan melihat, berjalan, makan, bermain dan apa saja yang dilewatinya. Bahkan sebetulnya Anak Usia Dini itu melewatkan seluruh waktunya untuk belajar.

Banyak sekali kemampuan yang perlu di asah pada usia ini karena pada tahap ini anak bagaikan spons busa yang mampu menyerap banyak hal yang diajarkan kepadanya. Karena itu, sayang sekali jika perbendaraan anak dibatasi dengan memegang kertas dan pinsil saja. Belajar membaca menulis dan berhitung bisa dilakukan pada masa selanjutnya, jadi tidak perlu kuatir jika anak baru belajar membaca pada umur 7 tahun, atau 8 tahun. Tapi belajar untuk memahami dunia dan sekelilingnya itu harus dilakukan setiap saat dari bangun sampai tidur.

Dalam Islam, belajar berlangsung ketika hendak tidur, di dalam tidur, mulai bangun dan beraktivitas.

Seperti dalam firman Allah:

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama semuanya, kemudian Dia mengemukakannya kepada para malaikat dan berfirman, "Beritahukanlah kepada-Ku nama-nama ini jika kamu berkata benar.” Mereka berkata, “Mahasuci Engkau, kami tidak mempunyai ilmu kecuali apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui, Maha­bijaksana." Dia berfirman, "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-­nama itu." Maka tatkala diberitahukannya kepada mereka nama-nama itu, Dia berfirman, "Bukankah telah Aku telah berfirman kepadamu, sesungguh­nya Aku mengetahui rahasia seluruh langit dan bumi, dan mengetahui apa yang kamu zahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" (Al-Baqarah [2]:32-34).
(sumber: http://kilanglangbuanakusuma.blogspot.com/2009/09/kisah-kisah-monumental-dalam-al-quran_5075.html)


Yang Perlu Dilatih

  
Ada kemampuan berpikir dengan berbagai uraiannya, kemampuan merasakan dan melihat sesuatu, kemampuan mengungkapkan sesuatu yang dirasa dan dipikirkan, kemampuan jiwa yang kuat jika menghadapi kegagalan dan kemampuan fisik baik motorik halus dan kasar yang nantinya dapat membantu perkembangan anak. Kemampuan berpikir ini yang akan dipakai untuk belajar matematika, Pengetahuan Sosial, Pengetahuan Alam, dan lain lain. Kemampuan merasa akan digunakan untuk  berbagai pelajaran seni dan teknologi. Kemampuan jiwa mungkin tidak terlihat, tapi dibutuhkan agar anak tidak mudah menyerah ketika menghadapi masalah. Kemampuan fisik, walaupun terlihat sederhana, tapi cukup penting. Seorang yang fisiknya lemah akan menghadapi berbagai hambatan ketika mempelajari apapun.

Secara singkatnya ada kemampuan akal, hati, jiwa dan fisik yang perlu dilatih sejak kecil.  Ini semua tidak dapat dilatih dengan duduk, membaca dan mengerjakan soal saja. Anak perlu terlibat aktif, merasakan, membuat, dan jika gagal, memiliki kekuatan untuk membuatnya kembali.

Yang paling penting dari semua itu, Anak perlu belajar mengenal Tuhan. Melatih akal fisik, hati dan jiwa adalah satu proses yang sangat melelahkan, sehingga perlu ada sesuatu yang membuat anak dapat bangkit dan bangkit lagi. Jika anak belajar kenal Tuhan, ia akan merasa ada suatu kekuatan yang Maha Hebat yang selalu ada dekatnya, yang dapat membantunya setiap saat, yang selalu memberinya penghargaan, yang selama ini selalu memperhatikan dirinya dengan penuh kasih sayang. Kenal Tuhan membuatnya menemukan sebuah oase yang tidak pernah kering dan membuatnya menjadi lebih bersemangat berbuat segala sesuatu dalam kehidupannya.

Belajarlah Dengan Berbagai Cara


Kita bisa mengajar anak untuk menghafal, meniru, mencoba, berkreasi, berbicara, bercerita, bersabar, bertenggang rasa, berkomunikasi dll.  Silahkan sesuaikan kembali materi pelajaran yang akan diajarkan dengan tahap perkembangan anak usia dini.

Untuk ilmu kemahiran seperti dasar untuk bisa menulis, membaca dan matematika, jangan kuatir, dan jangan terpaku kalau itu hanya dapat dilakukan di atas meja dalam suasana yang sangat serius. Pelajaran ini juga dapat dilakukan dalam berbagai cara dan suasana.

Contohnya ketika belajar matematika. Belajar pola, pengelompokan, keteraturan, dan lain lain
adalah dasar ilmu yang akan dipelajari utnuk matematika. Ilmu berhitung, mencongak, dll itu hanya sebagian kecil saja dari ilmu matematika yang begitu luas.

Begitu juga  belajar pengetahuan alam. Belajar pengetahuan alam akan lebih menyenangkan jika dilakukan sambil bermain air. Berikan beberapa wadah, selang, balon, bola, dan lain lain. Biarkan anak bermain sendiri tanpa instruksi. hal ini akan membuat anak merasa mendapat  kepercayaan untuk bereksperimen dan berkenalan dengan air sendiri. Keberanian mereka untuk mencoba, dan kesabaran mereka untuk mencoba kembali ketika menemukan kegagalan adalah hal yang penting untuk dilatih.

8 komentar:

  1. Bagi anak belajarnya mereka dengan cara menyenangkan ya .. apapun itu. Kita pun begitu sebenarnya, ketika hati senang, mudah menyerap hal-hal baru.

    BalasHapus
  2. Makasih sudah share dan mengingatkan ya anak itu suka bermain sambil belajar

    BalasHapus
  3. Terima kasih atas sharingya mbak. Jadi catatan buat saya agar bisa mengasuh buah hati dengan sebaik-baiknya.Semoga saya bisa menerapkan semua tips tersebut

    BalasHapus
  4. Terimakasih atas sharingnya memang tiap anak berbeda dari yang lainnya karena bagi mereka bermain sambil belajar itu dengan cara yang menyenangkan dan sebagai orang tua kita harus tahu cara belajar yang disukai anak

    BalasHapus
  5. saya belum punya baby, tapi biasanya saya suka belajar sama keponakan, ga cuman ngajarin mereka menggunakan pinsil saja menulis atau membaca, biasanya saya ajak mereka berkegiatan yang menggunakan fisik juga, misal menanam, berolahraga, bersepeda, atau melatih sosial mereka dengan mengajak mereka bergaul dengan sodara-sodaranya, teman-temannya, juga mengajak mereka mengenal alam, mengajak mereka ke hutan, ke kebun binatang, bermain ikan di empang, biar mereka tahu banyak hal, atau menceritakan perjalanan traveling saya ke mereka, biar mereka lebih luas wawasannya, sehingga mereka mulai punya banyak cita-cita dan tahu harus melakukan apa

    BalasHapus
  6. Setuju. Belajar bisa dr mana aja, n lebih baik praktik agar lebih mudah dipahami.

    BalasHapus
  7. Betul banget mbak semua aspek di diri anak perlu dilatih, bukan sekedar akalnya saja tapi juga fisik, jiwa, emosi, dan banyak hal

    BalasHapus
  8. Terima kasih sharingnya, Mbak. Memang kemampuan berpikir itu harus diajarkan sejak dini ya.

    BalasHapus