Dan ini adalah beberapa yang kami temukan:
Anak anak mencoba berteriak sekuat tenaga dan mengukur suara yang dihasilkan dari dekat.
suara teriak dari dekat |
Suara dekat berteriak |
Setelah itu kami mencoba mengukur suara dari jauh(kurang lebih 4m) dan mencoba mengukur kembali suara berteriak.
suara teriak dari jauh |
Intensitas suara berkurang ketika sumber suara jauh dari titik pengukuran. Kami juga mencoba mengukur beberapa sumber suara lain seperti suara motor bergerak mendekat, suara tonggeret dan suara ayam ketawa peliharaan tetangga. Dan ini adalah hasilnya:
Suara motor bergerak mendekat |
Suara tonggeret |
Suara ayam ketawa |
Ayam ketawa peliharaan tetangga |
Ternyata dari ketiga sumber suara yaitu motor matic yang bergerak, bunyi tonggeret dan ayam ketawa,ayam ketawa memiliki intensitas suara paling besar yaitu 85.9 decibel, mendekati suara anak anak yang sedang berteriak pada jarak yang cukup dekat yaitu sekitar 90 decibel.
Sura kurang dari 30 decibel adalah suara yang sangat pelan seperti suara bisikan, sementara suara bercakap cakap biasa adlaah sekitar 40 -50 decibel. Di atas 50 decibel, suara sudah mulai masuk suara teriak yang dapat diterima oleh telinga, tapi cukup mengganggu. Diatas 70 decibel, suara sudah cuku pmengganggu sehingga disarankan untuk memasang penutup telinga agar telinga tidak terganggu. Jika kita mendengar suara di atas 90 decibel secara terus menerus, pendengaran kita akan terasa sakit.
Jangan terlalu pusing dengan pengukuran ini karena jelas tidak terlalu ilmiah. Untuk mengukur suara dengan lebih tepat, sumber suara tidak boleh diganggu oleh sumber suara lain dan ini hanya dapat dilakukan di laboratorium saja. Ini hanya suatu cara yang saya lakukan agar anak anak dapat belajar mengukur sesuatu menggunakan alat, serta mengetahui secara rambang tentang intensitas suara sambil berjalan pagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar