Kalau dipikirkan, sepertinya
kegiatan belajar anak-anak di zaman sekarang jauh lebih enak dibanding zaman
orang tuanya, atau zaman kakek neneknya. Dulu, kita harus berusaha keras
memahami apa yang disampaikan oleh guru, membaca buku pelajaran yang mungkin
sangat sulit didapat, mendapat hukuman ketika tidak dapat mengerjakan soal di
depan kelas atau terpaksa untuk menerima nilai yang buruk karena tidak dapat mengerjakan
soal ujian dengan baik.
Sekarang, pilihan anak-anak lebih
luas. Kalau tidak mengerti apa yang disampaikan oleh guru di kelas, atau tidak
paham dengan buku pelajaran di sekolah, mereka bisa mencari informasi tentang
pelajaran tersebut di tempat lain seperti di Internet. Anak juga dapat
bergabung dengan kelompok media sosial untuk berdiskusi bersama, bergabung
dengan kelas tutorial yang disediakan secara "on-line", atau mengirim surat elektronik kepada siapa saja
yang dapat menjelaskan pelajaran tersebut.
Mau belajar keterampilan seperti
kerajinan tangan, melukis, komputer dan lain lain? Kalau dulu, mungkin harus ikut
kegiatan ekstra kurikuler di sekolah. Harus ikut orientasi siswa baru dulu untuk
bisa diterima di unit sekolah. Setelah itu harus bergaul dengan kawan satu angkatan atau dengan senior-senior
yang perilakunya sangat beragam. Sekarang? Hampir semua kegiatan ini bisa
diperoleh di Internet, baik sebagai program kursus berbayar ataupun gratis di
dalam ataupun di luar negeri.
https://www.dreamstime.com/stock-photos-children-social-networking-conceptual-illustration-laptops-share-multimedia-information-internet-image38367563 |
Zaman sudah berubah. Setelah ada Internet,
hiburan, ilmu pengetahuan dan kegiatan ekstra kurikuler dapat diperoleh dengan
mudah dan cepat. Seharusnya proses belajar dan mengajar menjadi lebih mudah
dengan adanya Internet. Tapi betulkah demikian? Ternyata tidak juga. Internet, komputer
dan alat bantu mengajar lainnya memiliki dampak positif dan dampak negatif bagi
kegiatan belajar. (Silahkan lihat lebih lengkap di: https://www.kemdikbudgo.id/main/blog/2016/09/pentingnya-peran-keluarga-dalam-pengasuhan-anak-di-era-digital.)
Beberapa dampak positif dari Internet
bagi proses belajar adalah:
- Kemudahan akses informasi membuat sumber bahan ajar menjadi lebih banyak. Siswa dapat mengakses Internet untuk mendapatkan sumber bahan pelajaran dari video, 'infografis' atau ikut kelompok belajar tertentu yang berasal dari seluruh dunia. Dengan Internet, siswa mendapat wawasan yang lebih luas.
- Internet mempermudah berlangsungnya komunikasi jarak jauh. Dengan Internet, kita dapat berkomunikasi dengan mudah dan cepat,baik dengan teman dan keluarga. Hubungan keluarga yang terbatas dengan jarak, menjadi lebih dekat dengan melakukan komunikasi jarak jauh lewat Internet. Kemudahan komunikasi antar pelajar membuat proses diskusi dan tukar-menukar informasi dapat dilakukan dengan cepat. Ini memberi kesempatan pada siswa untuk belajar berdiskusi dan bekerja sama tanpa hambatan jarak dan waktu.
- Internet juga dapat dimanfaatkan sebagai media untuk menyampaikan hasil karya baik karya seni, karya tulis, kerajinan tangan, dalam bentuk gambar, video dan tulisan. Dengan cara ini siswa bisa mempromosikan karyanya, berdiskusi dengan siswa yang memiliki minat yang sama, atau belajar berwirausaha.
- Internet membuka peluang untuk siswa belajar mandiri, mempelajari berbagai ilmu baru yang belum diajarkan di sekolah seperti mempelajari berbagai aspek teknologi dari Internet, belajar menyampaikan informasi dengan baik dan benar, belajar membuat video sendiri, belajar desain grafis, 'web design', dan lain-lain.
Kemudahan mendapat informasi dari
Internet ini juga membawa banyak dampak negatif antara lain:
- Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru di dalam kelas karena merasa bisa mendapatkan semua penjelasan dari Internet. Proses diskusi, menjawab pertanyaan, mengerjakan tugas, dan lain-lain menjadi kurang serius karena ada anggapan semua jawaban dapat dapat ditemukan di Internet.
- Siswa juga dapat mengakses beberapa situs Internet yang memberikan tutorial atau bahkan mendapatkan jawaban atas pertanyaan dari tugas yang diberikan di sekolah secara gratis atau berbayar. Ini menyebabkan proses mencoba sendiri, berlatih, belajar mengumpulkan informasi dan berani mengulang kembali ketika gagal atau salah menjadi berkurang.
- Banyaknya kebiasaan baru akibat adanya Internet seperti
- 'Multi-tasking' yaitu melakukan beberapa kegiatan dalam satu waktu seperti menggabungkan kegiatan belajar di kelas dengan membuka media sosial pada gadget masing-masing. Kegiatan ini dapat mengurangi kemampuan akademik siswa karena melakukan dua kegiatan secara serentak membuat konsentrasi menjadi bercabang sehingga sulit memahami pelajaran.
- Menunda pekerjaan dan tugas karena beranggapan seluruh tugas dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat dengan memanfaatkan Internet.
- Menggunakan tata bahasa dan ejaan yang kurang benar untuk mempersingkat tulisan ketika berkomunikasi 'on-line'. Hal ini menyebabkan kemampuan menulis dengan ejaan dan tata bahasa yang baik dan benar semakin berkurang.
- Kemudahan informasi dan komunikasi dapat menyebabkan terlalu banyaknya informasi. Terlalu banyak informasi bisa menimbulkan kebingungan. Siswa menjadi tidak tenang karena tidak mampu membedakan mana yang betul dan salah.
- Kebudayaan dari luar Negara dapat masuk tanpa kendali dan berpengaruh pada siswa.
- Banyaknya iklan dan video yang tidak pantas dilihat oleh pelajar yang berpengaruh pada perkembangan jiwa siswa.
- Adanya kasus intimidasi dunia maya yang menyebabkan kegelisahan bahkan mendorong remaja untuk melakukan bunuh diri.
- Tidak semua pengguna media sosial dapat dijadikan panutan. Beberapa pengguna media sosial ada yang memberi contoh kurang baik atau membuat efek pencitraan yang tidak benar. Siswa yang sedang mengalami krisis identitas dapat menjadikan tokoh ini sebagai panutan sehingga membuat konten atau memberi komentar yang kurang pantas, membuat pencitraan, menyebarkan berita tidak benar, dan lain-lain.
- Internet juga menimbulkan ketagihan dan menghabiskan waktu yang cukup banyak. Banyaknya waktu yang dihabiskan dengan Internet membuat kegiatan fisik dan kegiatan lain yang dilakukan tanpa komputer menjadi semakin berkurang.
- Masalah kesehatan akan timbul akibat penggunaan Internet yang berlebihan seperti postur tubuh yang buruk, gangguan mata serta ketegangan fisik dan mental. Pada anak usia balita. penggunaan gadget berlebihan memberikan beberapa masalah seperti: mengalami perkembangan otak dan emosi yangg tidak sempurna, memiliki memori jangka panjang yang buruk, emosi yang tidak stabil, sulit untuk berkonsentrasi dan berpikir, dan lain lain. (Silahkan lihat lebih lengkap di: https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=3277)
Dari uraian tentang dampak
positif dan negatif di atas, kita dapat melihat bahwa Internet, seperti teknologi
lainnya dapat memberi kebaikan ataupun keburukan. Setiap pengguna Internet, bukan
hanya siswa, harus memiliki kesadaran ini agar dapat memanfaatkan Internet
dengan baik. Di sini peran keluarga dan para pendidik sangat besar.
(Silahkan lihat lebih lengkap di: https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=3604)
Mendampingi anak agar dapat memanfaatkan Internet
sebaik baiknya adalah tantangan bagi
orang tua dan para pendidik. Hal itu tidak dapat dilakukan dalam waktu yang
singkat karena proses pendidikan membutuhkan waktu. Sebagai orang tua kita
harus mempersiapkan diri dengan menambah wawasan dan ilmu tentang pemanfaatan
media sosial agar dapat mendampingi dan memberi contoh yang baik pada anak. (Silahkan lihat lebih lengkap di: https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=3604)
Berdasarkan pengalaman pribadi
dan dari berbagai sumber, mendidik anak agar dapat memanfaatkan Internet dengan
baik, sangat berhubungan dengan mendidik anak
dalam hal lain seperti: mengajak anak untuk memiliki cita-cita dan tujuan,
memberi motivasi untuk selalu belajar dan memanfaatkan waktu sebaik baiknya, mengajarkan Agama agar dapat mengingat Tuhan dan dapat berbakti kepada masyarakat.
Sejauh mana kita dapat
memanfaatkan Internet untuk pendidikan anak dan apa saja yang dapat dilakukan ?
Salah satu kunci dari pendidikan
anak adalah kepercayaan. Sebagai orang tua, kita perlu mendapatkan kepercayan
dari anak agar anak-anak selalu bertanya dan merujuk kepada kita sebagai orang
terdekat untuk mendapat panduan dan bimbingan. Posisi sebagai orang tua tidak
menjadikan kita secara otomatis menjadi pihak yang paling dipercaya oleh anak,
walaupun secara moral dan agama, hal itu sangat dituntut. Untuk mendapatkan
kepercayaan anak, kita perlu memberikan kasih sayang, rasa aman, dan contoh
yang tepat. Kita juga harus selalu menjaga komunikasi yang baik antara anak dan
orang tua. Dalam beberapa hal, Internet mungkin dapat membantu kita. Kita dapat memanfaatkan media komunikasi untuk sekedar menyapa anak jika berada dalam
jarak yang jauh, misalnya ketika sedang ada di kantor, atau ketika anak sedang
melakukan kegiatan eksra kurikuler di sekolah.
Usia Bayi hingga 2 tahun
Suasana yang nyaman, kebutuhan
yang terpenuhi serta penerimaan yang baik dan positif sangat berpengaruh pada
perkembangan bayi. Pada masa ini sebaiknya anak dididik tanpa gadget dan Internet
untuk mengurangi kerusakan fisik akibat radiasi. Kenalkan anak pada suasana
alam terbuka, kegiatan fisik, kegiatan motorik halus sesuai dengan usianya.
Respon yang baik dan cepat dari orang tua akan membuat bayi merasa nyaman. Di
masa datang, respon yang cepat dan positif ini akan ditiru oleh anak ketika
berhadapan dengan orang yang dikenalnya.
Usia 2 tahun hingga Usia sekolah
Untuk orang tua yang sibuk, mau
tidak mau gadget dan Internet menjadi salah satu pilihan sebagai alternatif
kegiatan pada anak. Mungkin ini bukan ide yang buruk, asal kita berhati-hati
memanfaatkannya. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
- Mengatur waktu penggunaan gadget. Usia anak balita masih membutuhkan banyak kegiatan fisik untuk mendukung perkembangan motorik halus dan motorik kasar. Itu sebabnya jika kita ingin menggunakan gadget dan Internet sebagai salah satu kegiatan anak, kita harus mengatur waktunya dengan baik. Jangan sampai anak kehabisan waktu untuk mengerjakan kegiatan lain yang lebih bermanfaat bagi perkembangannya karena bermain gadget.
- Jaga agar anak terlindung dari konten negatif atau iklan-iklan yang kurang bermanfaat yang terdapat di Internet. Sebagai orang tua kita bisa belajar memasang 'Adblock' di Internet dan memeriksa kembali apa yang sudah dilihat oleh anak lewat halaman 'History'. Periksalah terlebih dahulu apa yang terdapat dalam aplikasi yang akan digunakan oleh anak, siapa tahu ada iklan yang dipasang tersembunyi di bagian tengah aplikasi, atau ada konten aplikasi yang kurang tepat untuk anak.
- Berikan aplikasi yang tepat, sesuai dengan kemampuannya. Tidak semua aplikasi belajar atau permainan memiliki konten dan manfaat yang baik pada anak. Anak-anak akan cukup puas jika mendapat aplikasi belajar atau permainan dengan gambar yang bagus, apalagi jika memiliki efek animasi dan suara yang penuh kejutan. Namun sebagai orang tua, kita perlu memilihkan aplikasi yang bermanfaat dan kita perlu melihat, apakah tujuan belajar dengan menggunakan aplikasi itu dapat tercapai atau tidak. Hindarkan permainan yang kurang bermanfaat bahkan berbahaya pada anak. Ada beberapa game yang berbahaya bagi anak, seperti yang disampaikan oleh Wahyu Farrah Dina, Direktur Indonesia Heritage Foundation pada Seminar Pendidikan Keluarga Duta Oase Cinta Kemendikbud, pada tautan ini: https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/view&id=2499.
- Menumbuhkan motivasi dan semangat anak untuk belajar, mengamalkan apa yang dipelajarinya dan memiliki cita cita yang tinggi agar dapat berguna bagi Agama, Bangsa dan Negara. Motivasi dan cita cita ini akan menjadi salah satu kendali bagi anak agar mampu menggunakan gadget dan Internet sesuai dengan kebutuhan.
- Mengajak anak untuk mengatur waktu dengan baik dan membuat jadwal sehari hari agar anak dapat belajar disiplin. Kenalkan masalah yang akan muncul jika kita menunda-nunda pekerjaan, atau menghabiskan waktu terlalu banyak untuk pekerjaan yang tidak terlalu penting.
- Mulai mengenalkan bahasa asing selain bahasa yang biasa dipergunakan sehari-hari di rumah agar anak dapat menggunakan Internet dengan baik melalui buku cerita, film atau media lainnya.
- Mengenalkan banyak kegiatan lain selain menggunakan gadget seperti berolahraga, berkebun, berjalan-jalan mengamati alam, membaca buku, melakukan percobaan sederhana, membuat kerajinan tangan, bertukang, belajar menggambar, memotret, musik, berbelanja, memasak, dan lain-lain.
- Jika anak menunjukkan minat yang besar dengan gadget dan komputer, ajak anak untuk mempelajarinya. Ada beberapa aplikasi membuat permainan sederhana yang dapat dipelajari untuk anak. Kalau senang bermain aplikasi, ada baiknya anak belajar membuat aplikasi yang dapat digunakan untuk dirinya sendiri dan untuk teman-temannya.
- Ajak anak untuk belajar membedakan mana informasi yang benar dan informasi yang tidak benar agar kelak anak dapat membedakan mana berita yang benar dan tidak. Hal ini dapat dilakukan ketika sedang mendampingi anak belajar ilmu pengetahuan alam, mendengar kabar menarik dari media sosial, atau ketika berbincang bincang sambil melakukan sesuatu bersama sama anak. (Silahkan lihat lebih lengkap di: https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/?r=tpost/xview&id=4899)
- Memberi contoh yang baik. Sebagai orang tua, kita harus menunjukkan bahwa kita sendiri mampu memanfaatkan Internet dan gadget sesuai dengan kebutuhan kita. Selain aplikasi belajar dan permainan, ada banyak aplikasi lain yang bermanfaat untuk kita seperti aplikasi jadwal shalat, jadwal berolah raga, aplikasi melihat bintang dan planet, aplikasi peta, dan lain-lain.
Usia sekolah hingga remaja
Pada usia sekolah, biasanya anak sudah membutuhkan internet dan gadget untuk menunjang kegiatan akademiknya di sekolah. Pada saat ini, sebaiknya anak sudah memiliki kemampuan untuk memanfaatkan Internet dan gadget sesuai dengan kebutuhannya. Jika sudah, tahap selanjutnya akan lebih mudah dilaksanakan. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
- Jaga agar komunikasi dua arah antara orang tua dan anak dapat dilakukan setiap saat. Ini mudah dilakukan dengan berbagai media sosial yang ada sekarang. Komunikasi juga dapat dilakukan ketika sedang makan bersama, jalan bersama, atau melakukan satu kegiatan bersama-sama.
- Ajak anak untuk memilih konten yang aman dan sesuai dengan kebutuhannya. Ketika mencari atau ingin memperdalam satu topik di Internet, ajarkan anak untuk dapat mencarinya dengan baik, tanpa tergoda untuk melihat topik yang tidak dicari sebelumnya.
- Ajak anak untuk bergabung dengan grup media sosial yang dapat menumbuhkan semangat, minat dan bakatnya. Carilah grup diskusi yang memiliki aturan yang jelas dan cukup aman bagi anak-anak.
- Jika ada waktu luang, anak dapat memanfaatkan waktu untuk menunjang keberadaannya di media sosial dengan mempelajari 'web design', fotografi, desain grafis, pemrograman, dan lain-lain.
- Iklan adalah salah satu yang dapat menggangu ketika kita sedang mencari informasi di media sosial. Pastikan seluruh keluarga sudah memasang 'adblock' pada gadget dan komputer masing masing.
- Tetap tumbuhkan motivasi anak untuk menggunakan Internet dengan baik sesuai dengan kebutuhannya. Pada usia ini anak sudah mulai mampu membedakan mana yang benar dan tidak, tapi terkadang godaan internet dapat membuatnya terlupa. Ini menyebabkan anjuran dan motivasi dari orang-rang di sekitarnya sangat diperlukan.
- Ajak anak untuk terus belajar agama, beribadah dan berdoa bersama sama agar terhindari dari hal hal yang tidak diinginkan dalam setiap perjalanan hidupnya, serta menguatkan jiwanya agar mampu menyelesaikan segala masalah yang dihadapinya.
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog Sahabat Keluarga Kemdikbud #sahabatkeluarga
Tantangan pendidikn zaman sekarang lebih rumit dan kompleks ya Teh. Nice uraiannya yang lengkap banget, harus dibaca pelan-pelan biar paham.
BalasHapusMakasih banyak komentarnya....
Hapusooh jadi google itu juga bisa menyesatkan selain memberi informasi ya..
BalasHapussemoga hanya menyesatkan orang yang mau tersesat saja..:)
Hapus