Minggu, 26 Juli 2015

Pendidikan Islam Untuk Anak Dalam Kehidupan Sehari hari


Peran manusia di bumi ini terbagi menjadi 2 yaitu sebagai seorang abid yang menyembah Allah dan sebagai khalifah yang mengatur bumi dan seisinya. Hal ini dapat ditemukan pada Al Quran surat Adz Dzariyat ayat 56 (peran sebagai penyembah Allah) dan Surat Al Baqarah Ayat 30 (sebagai khalifah). Dari kedua peran ini terlihat bahwa tanggung jawab orang tua dan pendidik sangat berat. Mereka harus mampu mendidik anak anak menjadi seseorang yang dapat mengatur bumi dan seisinya dengan baik tapi hatinya selalu terpaut dengan Allah swt melalui ibadah dan akhlaq nya dalam kehidupan sehari hari.Sudah menjadi tugas seorang pendidik untuk memastikan bahwa anak anak sudah mempelajari bagaimana cara beribadah yang baik dan benar dan menjalani aktivitas kehidupan sehari hari dengan baik dan benar seperti yang pernah dicontohkan dan disampaikan oleh Baginda Rasulullah SAW.

Untuk  menjadi seorang muslim yang baik kita perlu mempelajari Aqidah, Syariat dan Tasawuf karena ketiga hal tersebut sangat berhubungan dengan Iman, Islam dan Ihsan. Sebetulnya bagian yang satu dan lain sangat berhubungan, namun secara keilmuan dapat dipisahkan menjadi 3 bagian. Itu sebabnya ketika kita membahas Tasawuf, kita tidak bisa terlepas dari aqidah dan syariat, begitu juga sebaliknya. 

Berbicara tentang Aqidah, Syariat dan Tasawuf ini sangat berat sehingga ada baiknya kita mengacu pada Ulama Ahlus Sunnah Wal Jamaah agar memiliki panduan yang tepat.  Ketika kita berbicara tentang Tasawuf, sebaiknya kita mengacu pada akhlaq yang bertauladan kepada Rasulullah. Akhlaq Rasulullah ini yang akan menjadi panduan kita untuk mendidik anak anak dalam kehidupan sehari hari.

Tulisan ini sebenarnya saya buat sebagai pengingat diri saya sendiri akan besarnya tanggung jawab yang harus saya penuhi sebagai orang tua dari anak anak saya. Tulisan di bawah ini hanya akan membahas sekilas tentang ilmu-ilmu apa saja yang perlu diketahui oleh seluruh muslim yang sudah aqil baligh yang biasanya diamalkan dalam kegiatan sehari hari.  Ada amalan yang hukumnya wajib, sunnah atau keutamaan. Tulisan ini tidak akan membahas secara mendetail tentang pelaksanaan ibadah wajib seperti shalat, dll. Moga-moga detail pelaksanaan ibadah wajib dapat dibahas di artikel lain.

Secara hukum fiqih, anak anak yang belum akil baligh belum dijatuhi hukum "berdosa" jika tidak mengamalkan kewajiban agama. Namun mempelajari dan mengamalkan ilmu-ilmu ini akan terasa lebih berat jika dilakukan ketika baru dilaksanakan ketika sudah akil baligh. Lewat didikan yang istiqomah dan penuh kasih sayang, tanpa tuntutan dan paksaan, anak akan terbiasa sejak kecil melakukan amalan amalan tersebut sehingga tidak akan mengalami kesulitan jika dia sudah akil baligh.Pada anak yang belum mumayiz, pendidikan dapat dilakukan dengan memberi contoh dalam lingkungan yang terkondisikan, sedangkan pada anak yang sudah mumayiz mulai dapat diberikan ilmu, dalil dan aturan yang lebih lengkap dan terstruktur.

Karena ilmu yang bisa diamalkan sehari hari ini sangat banyak, saya hanya akan menyampaikan  ilmu yang biasa diamalkan dalam kehidupan sehari hari dan dapat diajarkan kepada anak sejak mumayiz sebagai bekal menghadapi masa aqil baligh. Ilmu ini didapat dari berbagai sumber dan bukan rekaan diri saya sendiri (silahkan lihat Nara sumber di bawah). Masih banyak kegiatan lain yang belum dibahas dalam tulisan ini yang bersifat lebih spesifik seperti bermusafir, dll.

Ada sedikit perbedaan didikan antara anak perempuan dan anak laki laki (silahkan lihat di sini), tapi sebagian besar hampir sama. 

I. Ilmu Dalam Kegiatan Sehari hari

 

A. Makan dan minum

  1. Kita harus menjaga agar hanya makanan dan minuman  halal yang diberikan pada anak baik dari zatnya, cara mendapatkannya dan cara menyajikannya. Makanan menjadi haram jika berasal dari sumber makanan yang haram atau cara mendapatkannya dengan cara yang haram. Makanan halal juga bisa menjadi makanan yang haram jika cara menyajikannya tidak tepat. Misalnya makanan yang halal zatnya tapi tercampur najis ketika mengolahnya, maka akan menjadi makanan yang haram karena kita tidak boleh memakan makanan yang mengandung najis. 
  2. Mengajarkan panduan adab makan dan minum dan mengamalkannya secara istiqomah pada anak. Rasulullah telah memberi contoh bagaimana makan dan minum yang baik. Antara lain: cuci tangan sebelum makan, berdoa sebelum makan dan sesudah makan, makan dengan tangan kanan, makan dan minum tidak terburu buru, makan tidak boleh terlalu banyak hingga kekenyangan, kunyah makanan perlahan lahan dengan jumlah kunyah minimal 33 kali, sebaiknya makan bersama sama, mengutamakan orang lain ketika makan, makan dengan rapi sehingga tidak ada makanan yang jatuh terbuang, dll. 
  3. Anak yang sudah mumaiyiz sudah mulai bisa diajak untuk belajar memasak dan mengatur menu makanan. Setelah merasakan bagaimana sulit dan melelahkannya kegiatan memasak, ajari juga agar mereka menghargai makanan yang telah dibuat sendiri serta berterimakasih dan mendoakan pada semua orang yang telah berusaha menyediakan makanan hingga siap dimakan selama ini.
  4. Mengajarkan anak untuk selalu bersyukur pada Allah atas nikmat makan dan minum yang diberikan. Ajarkan anak untuk makan dengan rapi, tidak berantakan dan tidak membuang-buang makanan. Tanamkan kebiasaan untuk makan secukupnya dan jika ada makanan yang berlebih, ajarkan anak untuk menyimpan makanan yang belum dimakan dengan baik untuk dimakan kembali ketika waktu makan tiba. Sampaikan bahwa makanan yang terbuang percuma adalah salah satu contoh kemubaziran yang tidak disukai Allah. 

B. Mandi dan kebersihan

Menanamkan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman dan harus diwujudkan dalam perbuatan sehari hari. Mengajarkan anak untuk memelihara dan menjaga agar badan dan seluruh tubuhnya tetap bersih dengan mandi, sikat gigi, potong kuku, membersihkan kotoran seperti membuang ingus, kotoran kuping, dll, menjaga kebersihan dan kerapihan rambut. Jika memungkinkan, buatlah semua yang disunnahkan oleh Rasul seperti sikat gigi sebelum shalat, potong kuku di hari jumat, dll. 

Ajarkan juga:
  1. Adab-adab dan doa. Seperti: doa sebelum masuk dan setelah keluar dari kamar mandi, tidak berbicara di dalam kamar mandi, ketika buang hajat, menyelesaikan urusan buang hajat sampai tuntas, membilas dan mensucikan bagian yang kotor, dll. 
  2. Mengajarkan ilmu taharah, mengenalkan jenis jenis najis dan cara menghilangkannya terutama ketika sedang buang hajat di kamar mandi. Ilmu taharah juga diperlukan sebelum anak mulai belajar shalat. 
  3. Mengajarkan pada anak untuk berterimakasih pada Allah dan Rasul yang telah memberikan panduan untuk tetap menjaga kebersihan dari kekotoran yang tak dapat dihindari oleh setiap makhluk ini .

C. Berpakaian

Berikanlah pakaian yang sederhana, bersih, nyaman dipakai dan mendukung aktivitas anak anak yang sedang aktif bergerak. Menggunakan kerudung untuk anak perempuan dan peci untuk anak laki-laki sangat dianjurkan sehingga ketika akil baligh dan sudah jatuh hukum tentang batasan aurat, mereka sudah terbiasa. Berikan kerudung atau peci yang nyaman dipakai anak agar mereka merasa nyaman menggunakannya. Pada usia mumaiyiz, kita mulai dapat mengajarkan batasan aurat untuk laki laki dan perempuan yang boleh dilihat oleh laki laki dan perempuan lain yang muhrim dan bukan muhrim. Pada saat yang bersamaan kita dapat mengajarkan silsilah keluarga untuk mengetahui mana yang menjadi muhrim dan tidak. 

D. Tidur

  1. Mengajarkan adab adab dan doa yang diucapkan ketika akan tidur. Pisahkan tempat anak tidur dari orang tua, pisahkan juga tempat tidur anak laki laki dan perempuan,  terutama ketika anak sudah mencapai usia mumaiyiz. Ajarkan anak untuk mengevaluasi kegiatan diri dan bermuhasabah serta bertaubat sebelum tidur.  
  2. Membuat jadwal kegiatan sehari hari sejak bangun hingga tidur sehinga anak dapat belajar berdisiplin dalam beraktivitas dan beristirahat.

II. Ilmu Dalam Pergaulan

Anak akan bergaul dengan kawan sebayanya, yang lebih kecil, lebih besar, bergaul dengan orang tua, guru, saudara-saudara, masyarakat sekitar juga mungkin akan berhubungan dengan pemimpin dan tokoh masyarakat kelak. Selain itu anak juga akan bergaul dengan hewan, tumbuhan dan lingkungan sekitarnya. Untuk anak yang belum mumaiyiz kita perlu menjaga lingkungan pergaulannya denagn baik agar dia dapat melihat contoh yang baik. Untuk yang sudah mumaiyiz kita perlu memberikan bekal ilmu pergaulan beserta adab adabnya.

Secara umum anak harus mengetahui untuk apa manusia bergaul dan pergaulan seperti apa yang disukai oleh Allah dan telah dicontohkan oleh Rasulullah. Salah satu manfaat dari pergaulan adalah memperpanjang tali silaturahmi, menimbulkan rasa berkasih sayang sesama manusia, belajar menyampaikan pendapat dan berdiskusi, serta memiliki kesempatan beramar ma'ruf nahi munkar pada sesama manusia di muka bumi. Anak juga harus mengetahui batas batas pergaulan seperti batasan aurat, perbedaan bergaul dengan yang berbeda jenis kelamin, yang muhrim dan bukan muhrim (seperti ketika berjabat tangan, bermain, belajar bersama, dll),  adab-adab berbicara (seperti memilih topik pembicaraan, dll).

A. Bergaul dengan kawan sebaya

Beberapa tinjauan ringkas mengenai cara bergaul dengan teman sebaya adalah:
  • Bergaul dengan teman sebaya memang sangat menyenangkan namun bisa melalaikan jika kita lupa membatasi diri. Jadi kita tetap harus menjaga adab dan bergaul seperti yang disukai oleh Allah dan dicontohkan Rasul.
  • Jagalah agar topik pembicaraan yang dipilih cukup bermanfaat dan tidak membuang buang waktu, hindarkan gossip, hindarikan diri dari perasaan ingin membanggakan diri sendiri, hindarkan gurauan yang dapat menimbulkan sakit hati kedua belah pihak, membuang buang waktu atau melalaikan. Pupuklah simpati agar dapat bergembira ketika kawan sedang bergembira, dan sedih ketika kawan sedang bersedih, dll.
  • Jika ada tiga pihak yang berbicara, pilihlah topik yang dapat dibicarakan oleh ketiga pihak tersebut sehingga semua dapat mengambil kesempatan untuk berbicara. Jangan berbicara berbisik-bisik sehingga ada salah satu pihak yang akan merasa tersisih.

 

 B. Bergaul dengan kawan yang lebih kecil

Sampaikanlah manfaat bergaul dengan kawan yang lebih muda pada anak-anak. Bergaul dengan kawan yang kecil bermanfaat bagi kita karena kita akan belajar menjadi pemimpin yang dapat melindungi, membantu dan membimbing kawan yang lebih kecil.  Segala batasan adab dan syariat pergaulan secara umum tetap harus dipenuhi ketika kita bergaul. Belajar dengan yang lebih kecil juga membuat kita menjadi belajar untuk lebih sabar, dan Allah menyukai orang yang sabar. Sesuaikan topik pembicaraan agar dapat dipahami oleh kawan yang lebih kecil.
 

C. Bergaul dengan kawan yang lebih besar

Ada banyak manfaat berghaul denagn kawan yang lebih tuda yang perlu disampaikan kepada anak. Bergaul dengan kawan yang lebih besar akan mengajari diri kita untuk merendah diri, belajar menghormati yang lebih tua, dan belajar menjadi pengikut.

 

D. Bergaul dengan orang tua

Kedudukan orang tua yang mulia dan harus dihormati dan dipatuhi oleh anak-anaknya telah banyak disebut di dalam hadits Rasul. Sebagai orang tua yang baik kita harus memberi contoh akhlaq yang baik agar dihormati dan disegani oleh anak anak. Beberapa adab yang perlu diketahui oleh anak adalah: tidak pernah berkata kasar kepada orang tua, tidak menyinggung perasaan orang tua, berbakti kepada orang tua dengan berbagai cara, meminta izin pada orang tua untuk beberapa hal seperti: ketika ingin bermain dengan kawan, melakukan kegiatan ekstrakurikuler di luar jam sekolah, izin masuk ke dalam kamar orangtua, mengetuk pintu kamar orang tua dan baru masuk ketika pintu sudah dibuka, dll.

 

E. Bergaul dengan guru

Sampaikanlah pada anak anak bahwa guru adalah pembimbing dan sumber ilmu. Orang yang berilmu memiliki derajat yang jauh lebih tinggi dibandingkan Abid (ahli ibadah) sehingga kita harus menghormatinya apalagi jika itu adalah guru sendiri. Beberapa adab pada guru antara lain menghormati guru termasuk dalam menyampaikan perbedaan pendapat, sanggahan atau pertanyaan, berbaik sangka denagn guru, membantu dan mendoakan guru yang telah membimbing kita.
 

F. Bergaul dengan masyarakat

Anak yang sudah mumaiyiz dapat mulai belajar bergaul dengan masyarakat luas dengan bekal ilmu dan batasan-batasan yang perlu dilakukan untuk keamanan. Kenalkanlah bahwa di dunia ada banyak manusia yang berasal dari bermacam macam suku, sifat, dan budaya yang berbeda beda. Sebagai seorang anggota masyarakat kita harus mampu bergaul dengan baik tapi tetap sesuai dengan syariat dan prinsip prinsip agama. Anak perlu dikawal sebaikbaiknya ketika mereka sedang bergaul. Ajarkan juga untuk berhati hati dengan orang yang belum dikenal baik dalam sikap, perbuatan dan cara berbicara.
 

G. Bergaul dengan pemimpin dan tokoh masyarakat

Seorang anak yang sudah mumaiyiz mulai dapt dikenalkan pada posisinya di dalam masyarakat dan siapa pemimpin yang perlu diketahui dan bagaimana bersikap terhadap pemimpin. Tidak ada salahnya mengajarkan sistem pemerintahan dan tata negara untuk anak yang sudah mampu memahaminya.

 

 H. Bergaul dengan alam

Alam adalah ciptaan Allah yang diserahkan pada manusia untuk dikelola. Tanamkan pada anak bahwa alam adalah barang titipan yang tidak boleh dieksploitasi untuk kepentingan pribadi. Ajarkan anak untuk cinta dengan alam serta mampu merawat dan memanfaatkan alam untuk kepentingan masyarakat banyak.  Tanamkan bahwa apa yang diperbuat di dunia akan ditanya di akhirat dan alam bisa menjadi saksi ketika hari perhitungan tiba.

 

III. Ilmu Dalam Mencari Ilmu

Dalam hadits disebutkan pentingnya menuntut ilmu. Orang yang berilmu memiliki derajat yang tinggi. Agama Islam tidak hanya menganjurkan untuk menuntut ilmu tapi memberikan kewajiban untuk mengamalkan ilmu yang telah diketahui. Jika kita mengamalkan ilmu, Allah akan membagi lebih banyak lagi ilmu yang bermanfaat, sebaliknya Allah tidak suka denagn orang yang sudah mendapatkan ilmu tapi tidak mengamalkannya.

 

Ilmu yang wajib dipelajari setiap individu (fardhu ain)

Ilmu fardhu ain hukumnya wajib dipelajari oleh setiap individu yang beragama Islam yang sudah mukallaf. Jika ilmu ini tidak diketahui dan tidak diamalkan oleh seorang Islam maka ia tidak dapat melakukan ibadah dengan benar. Ibadah tanpa cara pelaksanaan yang benar adalah sesuatu yang sia sia. Sehingga jika ia melakukan ibadah yang hukumnya wajib, namun ia melakukan kesalahan dari segi ilmu, ibadahnya akan dianggap sia sia. Ia juga dapat melakukan sesuatu yang dilarang oleh Allah karena tidak memiliki ilmu yang cukup terhadap masalah tersebut, dan ini dianggap berdosa.

Pilihlah Alim Ulama yang dipercaya dan dapat menjadi rujukan untuk mempelajari hal hal tersebut. Pilih juga mazhab yang akan kita jadikan panduan dan beristiqomah menjalankan panduan tersebut. Banyak kitab kitab yang memberikan penjelasan tentang ibadah  dan aqidah yang dapat dijadikan rujukan misalnya untuk aqidah, sifat 20 Abu Hasan Al Asy'ari, untuk fiqih, kitab Al Umm bagi yang memilih mazhab Imam Syafii, dll.
Ilmu aqidah adalah segala ilmu yang berhubungan dengan iman dan rukun iman yaitu keyakinan kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari Kiamat dan Qadha-Qadhar. Anak yang belum mumaiyiz dapat dikenalkan degan membacakan cerita, film sandiwara dan drama, atau mengaitkan pembicaraan dan kegiatan sehari hari dengan ilmu ilmu tersebut.
Misalnya ketika sedang mempelajari rukun Iman kepada rasul, kita dapat membacakan sirah Nabi, atau membuat drama dan film. Anak yang sudah mumaiyiz sudah mulai dapat dikenalkan kepada dalil aqli dan naqli ilmu ilmu tersebut seperti 4 sifat Nabi yang perlu diketahui, dll. Untuk yang sudah mampu membaca Quran, lebih baik lagi jika dibacakan sesuai sumbernya. Yang sudah menguasai bahasa Arab dapat lebih mendalami ilmu ilmu tersebut.
Ilmu syariat adalah segala yang berhubungan dengan syariat ibadah terutama ibadah yang terdapat dalam rukun Islam yaitu syahadat, shalat, puasa zakat, ibadah haji. Segala hal yang berhubungan denagn ilmu ilmu dia tas juga perlu dipelajari. Misalnya ketika mempelajari shalat, belajar berwudhu menjadi wajib untuk memenuhi syarat syah shalat. Jika ilmu ini tidak dipelajari, secara fiqih ada syarat sah shalat yang belum dipenuhi. Ilmu thaharah juga diperlukan untuk menjaga syarat syah shalat terutama menjaga anggota badan, pakaian dan tempat shalat suci dari najis dan hadats. Ilmu thaharah dapat diajarkan sejak anak belum mumaiyiz agar anak terbiasa melakukannya ketika sudah aqil baligh. Ilmu ini terasa lebih berat jika baru dipelajari setelah aqil baligh. Semakin sering kita membiasakan diri, akan semakin mudah kita melakukannya.
Ada beberapa ilmu fardhu ain  lainnya yang perlu dipelajari dan berhubungan dengan muamalah dalam kehidupan sehari hari seperti ilmu jual-beli, nikah, makan minum, dll. Pilihlah ilmu dalam skala prioritas ketika mengajarkannya kepada anak anak sesuai dengan umur dan perkembangannya. Untuk anak yang belum mumaiyiz gunakan cerita dan narasi yang mudah difahami yang bersumber dari hadits, sirah Nabi dan sahabat Nabi, dll.  

 

Ilmu yang wajib dipelajari bersama (fardhu kifayah)

Ilmu fardhu kifayah adalah ilmu yang perlu dikuasai oleh sekelompok anggota masyarakat. Jika terdapat satu dari sekelompok orang saja yang menguasai ilmu tersebut, kewajiban untuk mempelajarinya menjadi gugur, jika tidak ada yang menguasainya,dan tidak ada yang mengusahakan agar ada  yang menguasai ilmu fardhu kifayah tersebut, kelompok orang tersebut dapat dianggap meninggalkan kewajiban menguasai ilmu dan berdosa. Contoh ilmu fardhu kifayah: mengurus jenazah, khilafah, jihad, ilmu tajwid, tahsin dan hafidz Quran, Ilmu hadits, Nahwu Shorof, Ushl Fiqih, Bahasa Arab, dll.

Ilmu yang berhubungan dengan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di dunia seperti ilmu matematika, fisika, teknik, dll juga termasuk dalam ilmu fardhu kifayah.

 

Ilmu yang boleh dipelajari

Ilmu yang hukumnya mubah dipelajari dan tidak bertentangan dengan syariat seperti ilmu kesenian, sastra, dll. Kita perlu berhati hati dan mengetahui hukumnya secara syariat dalam mempelajari ilmu ilmu ini. Jika bersifat makruh dan haram, wajib kita tinggalkan. Jika bersifat melalaikan dan membuat kita menjadi malas utnuk melakukan ibadah wajib, sebaiknya kita tinggalkan juga. Namun jika ilmu ilmu ini dapat menambah keimanan dan semangat kita dalam beribadah, kita dapat melanjutkannya.

 

 Ilmu yang dilarang untuk dipelajari

Ilmu yang membawa pada kerusakan umat dan tidak memberi manfaat hukumnya haram untuk dipelajari seperti ilmu sihir.

 

IV. Ilmu Dalam Mencari Hiburan

Pilihlah hiburan yang halal dan dapat lebih mendekatkan diri kita kepada Allah Swt seperti membaca buku sirah Nabi, sahabat dan alim ulama, membaca buku tentang ilmu dunia yang bermanfaat, berolahraga, kesenian, permainan dll. Ada hiburan yang sifatnya sunnah seperti berolahraga berenang berkuda dan memanah. Ada juga yang sifatnya mubah. Hindari hiburan yang diharamkan dan menjauhkan kita dari Allah Swt dan membuat kita menjadi malas beribadah.

Ketika bermain, pilihlah permainan yang dapat mengasah kemampuan kita dari segi kekuatan, keahlian dan ilmu pengetahuan sehingga memberikan manfaat. Pilih jenis permainan yang sifatnya berlomba, bukan berebut atau menganiaya. 

 

Referensi: 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar