Lembar Kegiatan, Perlu Tapi Jangan Dipaksakan
Sekarang ada banyak lembar kegiatan untuk anak usia Balita yang dapat diunduh secara gratis. Ada yang melatih motorik halus, mewarnai dan juga mengenal huruf. Dulu saya agak santai soal belajar membaca karena saya pikir lama lama anak anak juga akan bisa membaca kalau memang sudah waktunya.
Ketika sudah membaca, bisa membaca di mana saja |
Tapi bukan berarti saya tidak perduli. Sejak masih Balita, sekitar umur 2-3 tahun, saya sediakan buku buku bacaan sederhana, saya dampingi anak untuk menggambar, saya dampingi makan, saya bercerita di sela sela kegiatan sehari hari, saya libatkan anak anak sesuai dengan kemampuannya dengan kegiatan sehari hari.
Kegiatan menggambar di rumah |
Hasilnya memang tidak standar karena kadang tergantung dari situasi dan keadaan. Kalau sedang sangat sibuk mengurus adik bayi, anak anak yang lebih besar mencari kegiatan sendiri. Sedang tidak ada pembantu (untuk selamanya), anak anak saya libatkan dalam pekerjaan rumah...(kok jadi curhat begini ya??).. hasilnya anak anak ada yang mulai membaca sendiri di usia 4 tahun, ada yang 5, 6, dan 7 tahun. Namun setelah mereka bisa membaca, mereka mulai mampu untuk belajar mencari informasi sendiri dengan membaca untuk mengetahui sesuatu, membuat prakarya, atau menyelesaikan masalah sehari hari baik melalui buku ataupun internet. Senangnya, setelah bisa membaca, mereka memiliki alat yang dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah.
Buku setelah bisa membaca |
Ciptakan suasana yang nyaman
Jadi belajar membaca, menulis, berhitung dan lain lain adalah suatu kegiatan yang intinya adalah mempelajari sesuatu, sebenarnya tidak perlu ada lembar kegiatan juga bisa. Tidak usah memaksakan anak untuk duduk manis di kursi menghadap papan tulis atau mengerjakan soal di atas kertas. Kadang cara seperti ini bisa membuat lelah baik anak dan orang tuanya. Kalau sudah sama sama lelah, mana bisa anak belajar, yang ada malah rasa gelisah karena tidak nyaman.
Tahap Belajar
Menurut saya ada beberapa tahap yang perlu dilewati ketika belajar membaca yaitu:
1. Belajar mengenal bentuk dan simbol
Pada tahap ini anak diajak untuk mengenal bentuk dan menyimpan apa yang sudah dikenalnya dalam memori otaknya. Mulai dari mengenal garis dan titik, kotak segitiga bulat, lalu gabungan di antaranya.
Kenalkan lebih dulu simbol yang paling sederhana. Contohnya garis lurus dan titik. Seluruh bentuk dari huruf tercipta dari garis dan titik tersebut. Kalau ini umumnya anak di bawah 2 tahun sudah mampu mempelajarinya. Beberapa yang serius mungkin mencoba membawa elemen garis dan titik ini ke hiasan gantung, lukisan, atau mungkin motif baju agar anak dapat melihatnya sesering mungkin tanpa dipaksa.
Setelah itu lanjut ke bentuk geometri sederhana: lingkaran, kotak, segitiga. Bisa mulai dikenalkan ketika menggambar bersama anak kurang lebih usia 3 tahun. Setelah mahir, kita bisa menggabung beberapa bentuk dasar menjadi bentuk lain dan membuat nama dari bentuk tersebut. Mengasyikkan juga kalau ada tangram atau mainan kayu dengan aneka bentuk geometri. Kalau tidak ada, kita bisa membuatnya sendiri dari karton bekas kemasan lalu mengajaknya bermain bersama. Atau bermain mencari objek. Cari yang bulat, segitiga, dll.
Mainan berbentuk geometri |
Kalau anak mulai tertarik, kita bisa menambah beban belajarnya, tapi jangan dipaksa. Ajarkan anak bahwa bentuk ini berhubungan dengan benda benda yang ada di sekitarnya. Nggak usah terlalu serius, sampaikan dalam percakapan ringan saja. Misalnya ketika makan: eh, itu bakso yang Adek makan bentuknya bulat ya..Adek pilih kue yang bentuknya apa? bulat atau kotak? atau ketika menggambar.. Adek, ayo kita gambar kancing, bentuknya bulat. atau ketika jalan jalan pagi sore atau malam. Lihlatlah ada rumah jendelanya kotak.
Rumah bentuk lengkung dan kotak |
Lihatlah bulannya sedang purnama, bentuknya bulat. Ada kumbang kepik sedang bersembunyi, dek, warnanya hitam dengan bulat bulat berwarna merah. Ayo ambilkan bola ungu yang bulat.
Bola ungu |
Setelah mengenal bermacam macam bentuk geometri dan variasinya, anak mulai dikenalkan dengan bentuk huruf yang sederhana. Kalau saya memilih mengenalkan huruf hidup terlebih dahulu dalam bentuk huruf besar karena menurut saya lebih mudah. Jadi kita bisa mengenalkan AIUEO. Juga dalam bentuk gambar. Setelah huruf AIUEO, pilih huruf mati yang bentuknya sederhana dan mudah diingat seperti J, L, S, lalu bentuk lainnya.
2. Belajar Menghubungkan antara simbol
Setelah banyak berlatih mengingat ingat bentuk, kita dapat mulai menghubungkan bentuk dengan aspek lain seperti:
a. Bunyi
Mulai dari yang sederhana seperti bentuk bulat adalah huruf O. Bentuk garis lurus adalah huruf I. Bentuk segitiga mirip dengan huruf A. Lalu gabungan beberapa bentuk menjadi huruf U dan E.
b. Gambar
Untuk anak yang suka visualisasi, sarana menggambar adalah sarana yang paling tepat. Ajaklah anak untuk menggambar benda yang disukainya, hubungkan dengan bentuk huruf yang sedang dipelajari.
Gambar yang kaya dengan bentuk geometri |
c. Benda nyata
Mulai menghubungkan huruf dengan benda yang dilihat bukan dalam bentuk tapi dalam bentuk huruf. Jadi apel yang berbentuk bulat bukan huruf O tapi huruf A. Ini memang agak sulit, tapi dengan berlatih lama lama akan terbiasa.
d. Gerak
Untuk yang suka bergerak, kita bisa mencoba menerjemahkan bentuk huruf ke dalam gerakan. Misalnya huruf O dengan greakan melingkar, A dengan gerakan tajam, dll.
3. Belajar menghubungkan simbol yang satu dan lain
Kalau sudah mulai ingat dengan huruf yang dipelajari, baru kita dapat belajar menggabungkan huruf dengan kata kata yang mulai ada artinya. Saya masih memakai metoda mengeja dengan 2 suku kata yang sangat sederhana.
O ya ada latihan 2 suku kata yang dapat diunduh di sini. Tapi pastikan anak anak yang mengerjakannya sudah sanggup dan sudah berlatih mengenal huruf.
lainnya tentang membaca:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar