Minggu, 09 Juli 2017

Cerita Tentang Belajar Bersama Science (Material) Usia 10 tahun Ke Bawah

Dulu saya mengira setiap anak dengan usia berbeda, harus memiliki kelas dan materi pelajaran yang berbeda. Namun ternyata topik yang sama bisa diberikan pada beberapa tingkat usia tanpa harus takut apakah anak yang paling besar usianya akan tertunda dan anak yang paling kecil tidak mengerti. Ternyata ada beberapa mata pelajaran yang bisa dipelajari bersama. Yang lebih besar bisa menjadi contoh untuk yang lebih kecil, yang lebih kecil menjadi lebih bersemangat untuk maju.
 
Ini adalah salah satu contoh cara belajar bersama sama di rumah. Pesertanya adalah anak usia 10 tahun, 8 tahun dan 5 tahun. Setelah membaca tentang zat dan materi, proses perubahan zat, dan beberapa jenis bahan, anak anak saya minta untuk menggambar benda benda sederhana dan menjelaskan tentang bahan yang dipakai pada benda tersebut. 
Hasilnya adalah: 

Karya anak usia 5 tahun

Ia menggambar sendok sayur. Dari gambarnya tampak ia sudah mengetahui material bahan logam dan kayu. Perbincangan kami teruskan menjadi mengapa sendok sayur menggunakan logam pada bagian sendok dan kayu pada bagian pangkal. Pada saat ini kita bisa berbicara tentang perpindahan panas pada bahan logam dan kayu, serta sifat lain yang terdapat pada kayu dan logam. Sang anak sangat antusias dan ia bersemangat mewarnai hasil karyanya agar lebih bagus.


Karya anak usia 10 tahun


Ia memilih termos untuk dipelajari. Ia perlu mengetahui untuk apa termos dibuat, dan bagaimana pemilihan bahan berpengarujh pada desain termos. Ada banyak hal yang ia pelajari dari sini dari desain katup termos, lengkap dengan per dan katup, pemilihan bahan pada termos. Ternyata bahan termos yang ada di rumah tidak menggunakan logam (kecuali per dari logam yang terdapat pada bagian tutup). Ini bisa menjadi bahan diskusi , mengapa tidak menggunakan logam, dan mengapa bahan termos dibuat berlapis lapis. Mengapa ada lapisan kaca yang dibuat mengkilat di dalam termos.

Karya Anak Usia 8 tahun


Sebenarnya ia agak ogah ogahan mengikuti kelas ini, karena memang bukan minatnya sekarang, tapi ternyata ada juga hasilnya walaupun ia baru menyelesaikannya setelah peserta lain sudah selesai dan mengerjakan kegiatan lainnya. Ia memilih Panci Presto untuk dipelajari. Salah satu sebab ia tidak mengerjakannya adalah ia mengalami kesulitan menggambar panci, apakah digambar dalam bentuk perspektif atau 2 dimensi saja. Akhirnya ia memilih 2 dimensi. Setelah itu ia lebih tertarik pada tutup panci yang bisa dibuka dan tutup dengan mekanisme tertentu. Memang menarik, karena panci harus tertutup rapat setelah tekanan uap bertambah, tapi ada juga katup pembuang uap ang bisa naik turun dan menjadi tanda kalau tekanan uap sudah tinggi. Inilah hasil karyanya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar