Sabtu, 09 September 2017

Latihan Membaca 2 Suku Kata Gratis

Ini adalah kegiatan yang dilakukan ketika ada anak yang mulai belajar membaca. Sebenarnya saya pribadi tidak terlalu memiliki target umur berapa anak anak belajar membaca  (silahkan lihat di sini tentang mulai belajar membaca) . Kegiatan ini saya buat untuk anak saya yang lebih besar agar dapat berlatih membuat program aplikasi sederhana untuk adiknya agar dapat belajar membaca.
 
Worksheet ini dibuat untuk anak saya yang waktu itu masih berusia 5 tahun dan sedang belajar membaca. Saya menduga anak saya memiliki kemampuan visual yang besar karena ia sangat tertarik jika melihat gambar dan foto. Saya sudah mengenalkan huruf latin dan huruf arab ketika ia berumur kurang lebih 3 tahun. Anehnya, ia lebih cepat mengingat ingat bentuk huruf Arab daripada huruf latin. Anak saya ini juga memiliki hobi menggambar. Beberapa gagasan sering ia tuangkan dalam bentuk gambar. Jadi kami banyak mempelajari huruf dengan menggambar bentuk huruf tersebut menjadi bentuk yang menarik atau mengubah bentuk huruf menjadi bentuk geometri sederhana.

Selain suka menggambar, dia juga suka mengerjakan worksheet  dan bisa duduk diam dengan tenang sampai seluruh soal selesai dikerjakan. Pada saat itu dia sudah mengenal seluruh abjad dan sepertinya dia sudah siap belajar merangkai huruf hidup dan huruf mati menjadi kata-kata. Tidak ada salahnya mencoba...

Saya mulai mengajaknya belajar membaca 2 suku kata yang terdiri dari gabungan satu huruf mati dan satu huruf hidup seperti b dan o, l dan a. Saya juga mengajarkan pola a, i, u, e, o yang digabungkan dengan huruf mati agar dia dapat mengingat pola dengan mudah. Dengan merangkai huruf mati dan hidup ini diharapkan dia terlatih membaca lebih cepat dengan mengeja tiap suku kata.

Awalnya saya mencari cari sendiri kata kata yang dapat dijadikan contoh dan dibaca olehnya. Ada banyak sekali buku latihan membaca yang juga menerapkan metoda seperti ini, tapi sayangnya beberapa huruf yang dieja tidak memberi makna sama sekali. Kebanyakan hanya merangkai kata tanpa ada arti. Saya ingin ia membaca kata yang ada artinya sehingga bisa menambah perbendaraan katanya selain belajar membaca. Adanya kata kata yang memiliki arti ini juga memudahkan saya untuk menghubungkan kata tersebut dengan gambar sehingga lebih menarik dan dapat melatih kemampuan visual anak.

Ada program aplikasi membaca yang cukup menarik, dan kurang lebih mendekati apa yang saya inginkan, sayangnya latihannya hanya sedikit sehingga dapat diselesaikan oleh si anak dalam waktu satu hari saja. Inilah yang membuat saya memiliki gagasan untuk membuat worksheet yang dapat dicetak ulang.

Saya mengajak si Sulung untuk membantu membuat latihan membaca merujuk kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia. Saya memintanya untuk membuat daftar kata yang terdiri dari dua suku kata yang memiliki arti dan bersumber dari Kamus Besar Bahasa Indonesia.



2 suku kata yang berhasil diambil dari kbbi

Dari dua kata yang dihasilkan, kami memisahkan lagi secara manual kata-kata mana yang dapat disajikan untuk anak anak karena ternyata ada beberapa kata-kata yang tidak pantas untuk diketahui anak usia 5 tahun seperti kata kata yang kurang sopan atau melanggar SARA.

Kami mencoba menggambar beberapa kata kata tersebut sendiri secara manual. Namun karena waktu yang terbatas, beberapa gambar terpaksa kami unduh dari internet yang memiliki bebas hak cipta untuk alasan edukasi. 

Ini adalah contoh worksheet yang siap pakai:


Jawaban worksheet: Dada, Dagu, Dadu, Dahi



Jawaban worksheet: Duga, Duka, Duku
Alhamdulillah, anak saya sekarang sudah mulai mampu membaca kalimat sederhana. Ternyata setelah belajar mengeja 2 suku kata, mengeja suku kata yang bertemu dengan huruf mati dan huruf ng lebih mudah untuknya.  Awalnya kami sudah berniat untuk membuat worksheet ejaan huruf berjumlah ganjil yang dipasangkan dengan huruf mati seperti : takut, jatuh, dll atau huruf yang bersambung dengan kata 'ng' seperti : menang, kurang, sambung, dll. Tapi sepertinya kemampuan dia membaca lebih cepat dari kecepatan kami membuat worksheet.

Jika ada yang berminat, worksheet membaca 2 suku kata yang lebih lengkap  dapat diperoleh secara cuma-cuma melalui email. Silahkan kirim email anda ke anak.kesayangan.blogspot@gmail.com, dapat juga menulis email di kolom komentar. Semoga bermanfaat. 
 
Kami juga akan berterimakasih jika ada komentar saran dan perbaikan dalam pembuatan worksheet ini. Silahkan berkomentar pada kolom komentar. Terima kasih.
 
lainnya tentang  membaca: 
 

Minggu, 27 Agustus 2017

Teka Teki Matematika Unduh Gratis Untuk Sekolah Dasar

Salah satu cara untuk belajar matematika adalah dengan mengerjakan teka teki. Berbeda dengan mengerjakan soal di sekolah, mengerjakan teka teki lebih santai karena jumlahnya tidak terlalu banyak, dapat dilakukan di waktu luang, juga membuat anak penasaran sehingga ingin terus mengerjakannya hingga selesai. teka teki biasanya tidak hanya mengerjakan soal saja tapi juga mengkaitkan soal matematika dengan bidang lain seperti bahasa, ilmu pengetahuan alam dan lain lain. cara lain membuat teka teki lebih menarik adalah dengan membuat tambahan ilustrasi yang diminati anak anak.

Teka teki ini adalah karya anak ke 2. Dia membuat puzzle ini ketika berusia 12 tahun. Ada beberapa teka teki yang dibuatnya. Awalnya ia membuat satu teka teki untuk adiknya. Setelah itu ia membuat beberapa teka teki yang lain. Menurutnya, ia bisa membuat teka teki ini dalam jumlah berapa saja karena ia membuatnya bukan dengan cara manual, tapi secara otomatis dengan menggunakan bahasa program Python.

Puzzle yang pertama kali dibuatnya seperti ini:

Setelah itu ia mencoba beberapa kali lagi membuat puzzle lain dan menyempurnakan programnya.

Ini ceritanya:

Saya dapat membuat soal algebra secara otomatis seperti di bawah ini dengan program komputer.


Saya menggunakan bahasa program Python dengan algoritma seperti ini:

  • Membuat index angka pada huruf A sampai Z
  • Mengacak indeks huruf dan angka misalnya A = 0 menjadi A = 10
  • Membuat jawaban teka teki berupa susunan huruf
  • Ada 1 huruf yang akan dirubah menjadi angka dan menjadi nilai akhir, yaitu x
  • Tentukan seluruh nilai x
  • Tambahkan bilangan dan operasi pada x secara acak
  • Dengan menambah pada satu sisi berarti sisi lain akan dikurangi, begitu juga sebaliknya.
  • Print hasilnya 
  • Eksekusi program 
  • Program akan menampilkan soal aljabar. 
  • Pindahkan soal ke salah satu aplikasi membuat gambar dan tulisan. Saya menggunakan Inkscape sebagai aplikasi gambar dan tulisan.
Contoh teka teki yang sudah jadi:









Kalau ada yang menginginkan banyak teka teki seperti ini silahkan tulis di komentar jenis teka teki yang diinginkan dan email. Dengan senang hati anak saya akan membuatkannya.

Minggu, 13 Agustus 2017

Merakit Robot Tebak Bola Mindstorm EV3

Salah satu kegiatan anak anak di rumah adalah membuat sesuatu dengan Lego. Untuk anak yang kecil bisa menggunakan Lego Mega Bloks, yang usia sekolah dasar menggunakan Lego Teknik dan untuk usia sekolah menengah menggunakan Lego Mindstorm. Lego Mindstorm memiliki banyak contoh dan tutorial. Sekilas membuat model dari mindstorm ini seperti merakit robot sendiri. Sebetulnya banyak sekali yang harus dipelajari untuk dapat membuat robot, lego ini hanya berusaha membuat proses pembuatan robot menjadi lebih sederhana agar anak anak tidak bosan dan jenuh ketika berusaha membuat robot sendiri.  Ketika merakit robot dengan Lego Mindstorm anak anak tidak perlu pusing pusing membuat dan memasang sendiri komponen dengan berbagai peralatan pertukangan karena memang Lego sudah membuat komponennya secara moduler dengan  berbagai macam sambungan yang lebih mudah dipasang.

Robot tebak bola ini dibuat oleh anak ke 2 usia 13 tahun. Robot ini dapat memainkan permainan tebak bola secara otomatis. Tutorial merakit lego ini diperoleh dari: https://www.lego.com/en-us/mindstorms/build-a-robot/ev3-game. Script default dari: https://sites.google.com/site/legomindstormsev3studio/course-feedback

Ada beberapa modifikasi yang dibuatnya agar robot ini dapat bekerja secara  mekanik. Ini karena tutorial merakit lego menggunakan Lego Mindstorm Home Edition sementara Lego Mindstorm yang digunakan adalah Lego Mindstorm Educational Pack.  Ada beberapa komponen yang perlu dimodifikasi karena tidak ada di Lego Mindstorm Educational Pack.




Minggu, 06 Agustus 2017

Menyelesaikan Maze Secara Otomatis Menggunakan Algoritma Dijkstra

Ini adalah tulisan anak ke 1 usia 16 tahun yang sedang mempelajari Algoritma Komputer.

Algoritma Dijkstra adalah algoritma untuk mencari jalur tersingkat dari satu titik ke satu titik lainnya. Algoritma ini dapat digunakan untuk menyelesaikan sebuah maze.


Ini adalah salah satu gambar "maze sederhana" yang sudah diselesaikan oleh program yang menggunakan algoritma dijkstra:
Gambar asli berukuran 10px x 20px

Pada waktu itu, teknik yang digunakan adalah teknik rekursi dari sini, Memang berhasil, tetapi, ketika dicoba dengan maze yang lebih besar, program tewas dan tak mampu menyelesaikan maze.


Teknik lainpun dicoba, kali ini yang digunakan adalah teknik loop dari buku Competitive Programmers Handbook. Teknik ini mudah ditulis, singkat, dan mudah dimengerti, tidak seperti kebanyakan algoritma dijkstra yang lain. Kebanyakan algoritma pada umumnya susah dimengerti dan menggunakan banyak baris code, walaupun sama sama menggunakan teknik looping.


Teknik ini berhasil menyelesaikan maze yang lebih besar. Ini adalah hasilnya:

Kemudian dicoba lagi dengan maze yang lebih besar:

Pada maze ini, program memilih untuk tidak melewati maze, tetapi ia "memotong jalan" (lewat sebelah kiri):


Setelah jalur untuk memotong jalan tersebut ditutup:

Akhirnya jalur maze diberi warna:



Kemudian program dibuat supaya bisa bergerak secara diagonal:



Mulai mencoba maze yang lebih rumit:

Maze yang jauh lebih rumit:
Maze diatas diselesaikan dalam waktu kurang dari 2 menit.


Maze ini diselesaikan dalam waktu kurang dari 17 detik:




Kilas Balik Menyelesaikan Maze. 
Pada tahun 2009 ketika berumur 7 tahun saya menyelesaikan maze secara manual dan 8 tahun kemudian menyelesaikan maze yang sama dengan Algoritma Dijkstra. Cerita di tahun 2009 dapat dilihat di sini.



Source code ada di github (mungkin akan dikembangkan kemudian) .

Membuat Game dengan Unity

Ini adalah  tulisan anak ke 2 usia 13 tahun yang sedang bersemangat mempelajari Unity. Awalnya dia mempelajari ini agar dapat membuat game dengan platform Android.

Apa Itu Unity?

Unity adalah sebuah program untuk membuat game. Dengan Unity kamu dapat membuat game 2D atau 3D. Membuat game di Unity adalah mudah, tidak sesusah yang kamu pikir. Marilah mulai membuat sebuah game. Game yang akan dibuat di tutorial ini tampilannya terlihat seperti ini:


Menginstall Unity

Ada Unity yang Pro (harus bayar), juga ada yang free.
Berikut adalah langkah-langkah untuk menginstall Unity yang free:
  • Pergi ke https://store.unity.com/ dan klik tombol "Try Personal"
  • Buka installernya (nama file adalah UnitySetup64) dan klik tombol "Next"
  • Cantum tulisan "I accept the terms of the License Agreement" dan klik "Next" tiga kali
  • Kalau tidak mau menginstall IDE yang lain seperti Visual Studio, kamu harus menginstall "Mono Develop" yang ada dalam paket Unity. Klik yes utnuk m enginstall Mono Develop

Mempersiapkan Unity

Sebelum bermulai membuat sebuah game, siapkanlah Unity terlebih dahulu.
Jalankan Unity dengan Start > Unity. Kemudian kita cari tahu bagaimana kita dapat membuat game dengan Unity. Sebelum kamu dapat menikmati Unity, kau harus login terlebih dahulu.
Setelah selesai, buatlah proyek baru, namakanlah proyek kamu "Collecty" karena game untuk tutorial ini adalah mengambil dan mengkoleksi benda-benda tetapi kamu dapat menamakannya sesuka hati, dan jangan lupa untuk memilih mode "2D", karena kamu akan membuat game 2D di tutorial ini.
Sekarang mulailah mengubah layout Unity.
Menurut saya, layout yang termudah adalah "2 by 3", carilah dropdown yang berada di kanan-atas, ubahlah dropdown itu, dari Default menjadi 2 by 3. Kemudian layout akan berubah menjadi 5 window.
Unity akan terlihat seperti ini:


Kemudian pindahkan window Project ke sebelah kanannya window Game, seperti berikut:


Supaya window Project tidak terlalu sempit, tinggikan window Project ke atas dan klik tombol di atas-kanan window dan klik "One Column Layout", seperti:


Untuk apa fungsi window-window itu?

  • Bagian A adalah Scene, dapat digunakan untuk memindah, memutar dan mengubah ukuran sebuah objek, juga dapat digunakan sebagai preview game.
  • Bagian B adalah Hierarchy, didalamnya adalah daftar benda-benda yang ada di scene ini.
  • Bagian C adalah Inspector, digunakan untuk mengubah-ubah nilai sebuah komponen. (kamu akan mengetahui lebih lanjut)
  • Bagian D adalah Game, dapat digunakan untuk sebuah preview game.
  • Bagian E adalah Project, Itulah dimana Unity menyimpan asset-asset game.
Tidak mengerti? Tidak apa-apa, nanti kamu akan mengerti lebih lanjut.

Membuat Sebuah Game

Marilah bermulai dengan game yang mudah, seperti game mengambil benda-benda.
Sebelum bermulai, simpanlah terlebih dahulu scene-nya dengan File > Save Scenes atau Ctrl+S, namakan scene itu "Game". Buatlah sebuah folder bernama "Scenes" dengan mengklik Create > Folder di bagian Project, masukkan scene Game ke folder itu.
Kemudian di bagian Project buatlah sebuah folder bernama "Sprites". Nama folder tidak mempengaruhi Unity, tetapi nama yang baik dapat mudah dibaca.
Unduh gambar-gambar ini untuk asset project kamu dengan Right Click > Save image as...:

Karakter Kotak

Karakter Lingkaran

Drag-and-drop file-file yang telah di unduh ke Unity bagian Project, masukkan gambar-gambar itu ke folder Sprites supaya rapi.
Selanjutnya klik Create di bagian Hierarchy (kiri atas), dan klik 2D Object > Sprite. Kamu telah membuat sebuah sprite baru, namakanlah sprite itu "Player". Kalau kamu salah memilih mode 2D menjadi 3D, kamu tidak akan berhasil membuat Sprite 2D (lihat kembali penjelsan di atas ketika membuat file baru. )
Kemudian di bagian Hierarchy, bagian komponen "Sprite Renderer", klik lingkaran disebelah None (Sprite) dan pilih "Circle" di daftar Sprite. Kamu juga dapat men'drag' Circle yang sudah dibuat pada Asset ke Inspector bagian Sprite.
Sekarang di bagian "Scene" kamu dapat melihat si pemain, tetapi ukurannya terlalu besar, kan? Kita perlu mengecilkannya dengan mengubah skalanya. Di bagian Inspector, komponen Transform, ubahlah Scale x dan y menjadi 0.25.
Sekarang kita perlu membuatnya bergerak dengan menekan tombol panah keyboard. Untuk melakukan itu, kita perlu membuat script di bahasa C#.
Ada beberapa cara membuat script yaitu:
1. Pada papan menu bagian atas, click bagian Asset dan klik Create > C# Script,
2. Pada panel Inspector cari bagian Add component di paling bawah,  buat nama file baru yaitu "PlayerController", klik bagian "New Script" yang ada di panel dan pilih bahasa C#.
3. Pada panel project, ada tombol Create, click dan pilih bahasa C#.

Nama script yang akan dibuat adalah: "PlayerController". Masukkan script itu ke folder baru bernama "Scripts", kemudian klik dua kali untuk membuka script itu menggunakan MonoDevelop. (Sebuah program untuk mengubah/membuat script C#)

Kode script-nya sudah diberikan, kita tidak perlu mulai dari nol. Script default terlihat seperti ini:


Sebelum kamu membuat pemain bergerak, kamu perlu tahu script apa yang diperlukan untuk mengambil input.
Di Unity ada fungsi untuk mengambil input, yaitu Input.GetAxis(). Di dalam fungsi Update() tambahkan kode berikut:


Diatas kita mendeklarasi variabel moveHorizontal dan moveVertical dengan tipe float, dan nilai variabel di set sebagai input horizontal.Jangan lupa untuk di Save.
Yang bagian ini agak membingungkan, mengapa mengambil inputnya dari "Horizontal" dan "Vertical"? Beginilah cara dia berkerja:
Di Unity, klik Edit > Project Settings > Input, buka dropdown Axes, dan kamu akan menemukan dropdown Horizontal dan Vertical, kalau dropdown Horizontal diklik, akan ada Negative Button dan Positive Button, nilainya diisi dengan left dan right, jadi kalau tombol panah kiri diklik, pemain akan bergerak ke kiri, sama juga untuk tombol panah kanan. Kalau dropdown Vertical diklik, juga akan ada Negative Button dan Positive Button, tetapi nilainya diisi dengan down dan up, kalau tombol panah bawah diklik, pemain akan bergerak ke bawah, sama juga untuk tombol panah atas.


Sekarang kamu sudah mengerti? Bagus, sekarang kita akan membuat si pemain bergerak.
Fungsi AddForce() dapat membuat objek bergerak, yang akan kita gunakan dalam Script Playercontroller yang telah kita buat. Untuk membuatnya kita perlu mengubah setting pada panel Inspector dari komponen Rigidbody2D.  Kamu sudah membuat New Sprite yang ada di hierachy, jadi kamu tinggal menambahkan Add Component pada bagian Inspector. Setelah Add Component di click akan muncul Physics 2D > Rigidbody 2D. Pada bagian Rigidbody 2D, ubah nilai Gravity Scale ke 0 supaya pemain tidak jatuh ketika game dijalankan.
Kita juga memerlukan sebuah variabel untuk menentukan kecepatan pemain, buatlah variabel Speed dengan tipe int, yaitu angka bulat (tidak ada desimalnya) seperti ini:


Variabel dibuat public supaya dapat diakses dari Unity bagian Inspector dan dapat diubah-ubah nilainya.
Selanjutnya kita tambahkan kode berikut untuk membuat pemain bergerak:


Kalau dicoba, pasti pemain tidak dapat bergerak. Mengapa begitu?
Itu adalah karena kita belum menambahkan komponen script PlayerController ke Player. Untuk membetulkan masalah ini, tambahkan komponen script ke Player pada bagian Inspector dengan menekan tombol Add Component > Scripts > PlayerController. Setelah itu isi nilai variabel Speed ke 5.
Masalah sudah diperbaiki, kamu dapat menjalankan game. Sekarang kamu dapat menggerakkan si pemain kesana kemari, tetapi ada masalah lain, si pemain dapat keluar dari layar seperti berikut:

Game memiliki sebuah glitch

Kita dapat mencegahnya dengan menggunakan script  Camera.main.ViewportToWorldPoint, ia dapat digunakan untuk mengukur kelebaran kamera. Kamera dapat berubah ukuran, karena tidak semua layar berukuran sama, ada yang tinggi, lebar, atau bahkan persegi sama panjang. 
Kita perlu membuat 2 variabel untuk menyimpan nilai berformat Vector2 (sebuah format yang selalu memiliki nilai x dan y) karena kita akan menyimpan posisi batas atas, bawah, kanan, dan kiri, seperti:


Kemudian kita set nilai variabel di dalam fungsi Start() seperti:



Mengapa TopLeft adalah (1, 1) dan BottomRight adalah (0, 0)? 
Di Unity, koordinat-koordinat ViewportToWorldPoint adalah seperti berikut:



Sudah mengerti? Baiklah, sekarang tambahkan kode berikut:


Kita baru sahaja memberikan nilai ke variabel-variabel, tetapi kita belum mendeteksi kalau pemain keluar dari layar. Buatlah variabel rb bertipe Rigidbody2D, supaya script kita tidak terlalu panjang:


Set variabel rb menjadi Rigidbody2D si Player seperti berikut:


Tambahkan dan ubahlah script kamu untuk mencegah pemain keluar layar seperti ini:


Sekarang, pemain tidak dapat keluar dari layar. Tetapi 1/2 atau 3/4 dari si pemain dapat keluar dari layar:


Cara membetulkannya mudah, kita dapat membuat variabel lagi dan mengisinya dengan nilai tertentu, menurut saya angka yang paling pas adalah 1.25:


Seharusnya sekarang si pemain tidak dapat keluar dari layar.
Tetapi, game kita belum selesai. Kita perlu menambahkan si kotak untuk diambil dengan si lingkaran. Kalau kotaknya ada banyak, memainkan gamenya pasti asyik.
Buatlah sebuah sprite dengan Create > 2D Object > Sprite di bagian Hierarchy, namakan ia "Square". Sedangkan di bagian Inspector, komponen Sprite Renderer, klik lingkaran disebelah None (Sprite) dan pilih Square. Sekali lagi, objeknya terlalu besar, ubahlah Scale x dan y menjadi 0.1.
Sekarang di bagian "Scene" hanya ada satu kotak, kita mau memperbanyak kotak-kotaknya. Jika kamu tidak melihat si kotak di bagian Game, kamu mungkin perlu mengubah Square > Transform > Position > Z menjadi 0. (sepertinya angka sebelumnya adalah -10)
Ada dua cara untuk memperbanyak mereka, yaitu:
  1. Memperbanyakkan dengan menggunakan script
  2. Menduplikat satu satu
Menurut saya, lebih baik cara yang pertama karena kita dapat men-clone mereka di tempat-tempat yang berbeda, dan kita juga dapat menentukan berapa banyak jumlah kotak yang diperbanyak. Cara yang kedua lebih mudah tetapi posisi kotak-kotaknya tidak akan berubah-ubah.
marilah tambahkan kode berikut di script PlayerController:


Kemudian save scriptnya dan pergi ke Unity, set variabel Collect di script PlayerController (dengan mengklik lingkaran) menjadi Square. Jalankan game dan kotak-kotaknya akan ada 11, itu adalah karena kita meng-clone kotaknya 10 kali dan induknya ada 1, dijumlah menjadi 11.
Tetapi ketika kotak terkena pemain, ia tidak menghilang, seperti:


Untuk membetulkannya, pergi ke Square > Tag > Add Tag... > Tags, klik tombol + dan isi dropdown New Tag Name dengan Square dan klik Save. Kemudian klik lagi dropdown Tag dan pilih Square. Kamu baru sahaja memberikan sebuah objek (Square) sebuah tag bernama Square, ia akan berguna untuk mendeteksi bahwa pemain sedang terkena si kotak atau tidak.
Game ini akan memiliki skor, buatlah variabel Score bertipe int, seperti:


Setelah itu, buatlah fungsi baru bernama OnTriggerEnter2D(Collider2D other) dibawah fungsi Update() seperti ini:


OnTriggerEnter2D bukan nama sembarangan, ia adalah sebuah fungsi yang otomatis dijalankan kalau object ini terkena sebuah Collider2D. Kita perlu menambahkan sebuah komponen Collider2D ke Square supaya terdeteksi. Klik Square di Hierarchy, klik New Component di Inspector, pilih Physics 2D > Polygon Collider 2D, kemudian pergi ke Player, tambahkan komponen Circle Collider 2D dan cantumkan Is Trigger, supaya akan terdeteksi kalau ada objek yang masuk ke dalam collider Player.
Sekarang, pemain dapat mengoleksi semua kotak:


Ubahlah background layar dengan mengklik Main Camera di Hierarchy, cari komponen Camera di Inspector, klik kotak berwarna di sebelah Background, ubahlah warnanya, dari #314D7900 menjadi #D01B5700. (Warna sesuai selera)
Setelah itu, kita memerlukan layar menang, buatlah sebuah Scene dengan mengklik Project > Create > Scene, namakan scene itu "Win", masukkanlah scene ke dalam folder Scenes, kemudian klik dua kali scene itu untuk membukanya.
Kalau ada pop-up yang menanyakan kamu untuk menyimpan scene, pilih Save, seperti berikut:

Sebuah pop-up muncul
Di scene Win, buatlah sebuah Text UI dengan mengklik di bagian Hierarchy, Create > UI > Text, Unity akan otomatis membuat sebuah Canvas dan EventSystem seperti berikut:


Canvas adalah sebuah "layar" yang berisi objek-objek UI, dan EventSystem adalah untuk mendeteksi sesuatu dari mouse kamu. (klik, posisi dll.)
Namakanlah teks itu "WinText" dan klik ia dua kali atau tekan Shift+F.
Kamu akan menemukannya di dalam layar yang lain, yang lebih besar dari kamera, itulah si canvas tadi.
Jangan lupa, kamu harus mengubah komponen Canvas > Canvas Scaler > UI Scale Mode, ubahlah dari "Constant Pixel Size" menjadi "Scale With Screen Size". Ia akan mencocokkan skala UI yang berada di Canvas itu dengan layar kamu.
Ubahlah semua nilai komponen ReplayText seperti berikut:


Setelah itu, buatlah sebuah tombol dengan Hierarchy > Create > UI > Button, namakan tombol itu "ReplayButton", klik segitiga yang berada di ReplayButton, dan klik Text. Ubah teksnya menjadi "Ulang". (sebelumnya adalah "Button")
Kemudian ubahlah Rect Transform-nya si tombol seperti ini:

Mengubah RectTransform sebuah tombol
Ubahlah posisi tombol menjadi (0, 50), width (lebar) dan height (tinggi) tombol menjadi 100 dan 50.
Ingatlah bahwa yang diubah-ubah adalah ReplayButton, bukan Text.

Sekarang pergi lagi ke scene Game, klik dua kali script PlayerController.
Kita perlu mengubah script itu, mendeteksi kalau kondisi game adalah menang.
Pertama, tambahkan using UnityEngine.SceneManagement; seperti berikut:


Kita membutuhkannya karena kita akan mengubah scene dari satu ke yang lain.
Kemudian di dalam fungsi Update(), tambahkan statemen if seperti berikut:


Script itu akan mendeteksi kalau nilai skor lebih dari atau sama dengan 11, scene Win akan dibuka.
Nah, ketika game di jalankan, akan ada error yang muncul, kurang lebih errornya adalah seperti:
"Scene 'Win' couldn't be loaded because it has not been added to the build settings or the AssetBundle has not been loaded."
Itu adalah karena kita belum menambahkan scene Win ke Build Settings.
Caranya adalah klik File > Build Settings... > Add Open Scenes, kamu telah menambahkan scene Game. Untuk menambahkan scene Win, klik dua kali Scene Win itu di belakang, (bagian Project) kemudian klik lagi tombol Add Open Scenes. Silanglah window Build Settings, pergi ke scene Game dan jalankan.
Kalau kamu telah mengoleksi semua kotak dan kamu mencoba mengklik tombol Ulang, tidak ada apa-apa yang terjadi. Ini adalah karena kamu belum men-set apa yang tombol akan lakukan kalau ia ditekan. Exitlah playmode dan pergi ke scene Win, cari dan klik tombol ReplayButton di bagian Hierarchy dan klik Add Component di Inspector, pilih New Script dan namakanlah ia "ReplayButtonScript", kemudian tekan enter. Klik dua kali script itu.
Hapus fungsi Start() dan Update(), kemudian tambahkanlah beberapa kode seperti berikut:


Di Unity, masukkan script ReplayButtonScript ke folder Scripts supaya rapi.
Setelah itu, di komponen Button, tambahkan sebuah list di OnClick() dengan mengklik tombol +:


Set None (Object) menjadi ReplayButton, dan klik No Function > ReplayButtonScript > ButtonPressed ().
Kamu sudah selesai! Sekarang save scene Win dan pergi ke scene Game dan jalankan game untuk mencoba game yang kamu telah buat.

Membuat File .EXE

Untuk membuat file aplikasinya, (.exe) klik File > Build Settings... > Player Settings... > Icon untuk mengubah icon game kamu. Cantumkan "Override for PC, Mac & Linux Standalone" kemudian klik kotak yang paling atas dan pilih Circle. Sekarang pergi ke window Build Settings dan klik tombol Build. Kamu akan ditanya dimana aplikasi itu mau di simpan, dan mau dinamakan apa. Buatlah folder baru bernama "Builds", namakan aplikasi itu Collecty, klik Save, dan kamu sudah selesai! Akhirnya kamu dapat mencobanya juga.
Kalau kamu buka filenya, akan ada window yang terbuka, kurang lebih seperti ini


Klik tombol Play untuk mulai, tetapi ingatlah bahwa untuk keluar dari game kamu harus menekan tombol Alt+Tab. Selamat mencoba!