Kamis, 30 Juli 2015

Tips Cara Berbicara Kepada Anak Usia Pra Sekolah

Walaupun kita tidak mengeluarkan banyak tenaga ketika berbicara seperti ketika kita mencangkul tanah, tapi apa yang kita bicarakan akan berpengaruh pada lawan bicara kita dan orang lain yang mendengarkannya. Begitu hebatnya pengaruh lidah hingga kita perlu mengatur bagaimana kita berbicara. Hal yang serupa berlaku pada anak anak juga. Anak yang mendengarkan pembicaraan yang baik akan tumbuh menjadi anak yang suka berpandangan positif, berbaik sangka sehingga mendapatkan kemudahan untuk mengungkapkan ide ide dan cita citanya, berani untuk berkata beda, kreatif, dll. Berbeda denagn anak yang terbiasa mendengarkan perkataan negatif, dia akan cenderung memandang negatif apa yang telah dan akan dihadapinya, menutup diri dan mudah putus asa. Itu sebabnya ada banyak cara yang dapat dilakukan agar kita dapat membuat pembicaraan yang baik kepada anak untuk melatih diri kita sendiri dan untuk masa depan anak kita.

http://www.cliparthut.com/lonely-emotion-clipart.html

Anak anak pada usia pra sekolah antara 2-5 tahun (belum mumaiyiz) mengalami hal yang lebih buruk lagi. Mereka belum memiliki cara berfikir logis yang sempurna sehingga sulit untuk memahami perkataan lawan bicaranya. Namun intonasi, cara berbicara  yang buruk dan kasar dapat membuat mereka menjadi sedih, menutup diri atau putus asa. Pada anak usia pra sekolah ini kita dapat berbicara bukan hanya dengan kata kata tapi dengan rasa seperti dengan pelukan, gendong, dan lain lain.

Ada beberapa cara yang dapat diusahakan untuk menjaga agar kita dapat berbicara dengan baik pada anak usia pra sekolah antara lain:

  • Tunjukkan perhatian sebesar besarnya pada anak ketika berbicara. Caranya bervariasi, jika nyaman, kita dapat melakukan sedikit kontak fisik atau kontak mata seperti meletakkan tangan pada bagian pundak, menepuk lembut kepala, menyebut nama anak  metika terjadi kontak mata dan lain lain. Anak yang diperhatikan dengan baik akan memberikan respon yang baik juga.
  • Gunakan bahasa yang sederhana dan tidak terlalu panjang karena kemampuan berbicara anak yang masih terbatas agar anak mengerti yang kita bicarakan.
  • Berikan kata kata yang spesifik bukan yang umum seperti: Pakailah kaus kaki mu lalu sepatumu, bukan" ayo bersiap siap"atau .. "Jalanlah perlahan lahan" bukan "jalannya hati hati" (pada anak saya ini dijawab denagn "jalannya nggak ada hatinya... ")
  • Bicarakan hal hal yang penting saja dan tunjukkan dengan nada suara dan tindakan yang tepat. Jangan terlalu banyak memberikan pujian dan juga cacian agar puji dan caci menjadi lebih bermakna.
  • Setelah berbicara, tunggu dan perhatikan reaksi. Untuk beberapa anak reaksinya agak lambat. Jangan jawab sendiri pertanyaan yang sudah diberikan agar anak belajar memberikan respon. Menjawab sendiri pertanyaan kita akan membuat anak sibuk dengan pikirannya tanpa memperhatikan yang kita bicarakan.
  • Katakan apa yang dapat dilakukan, bukan yang tidak. Agar anak dapat membuat pilihan dari kata kata tersebut dengan baik.
  • Berikan semangat jangan meruntuhkan semangat agar anak dapat terus belajar dan mencoba.
  • Kurangi sedapat mungkin kata kata negatif (seperti: Gunakan pensil yang ada dikotak pensil berwarna biru, bukan :jangan gunakan pensil itu.) agar anak juga tidak mudah membuat kata kata negatif dan berpandangan negatif terhadap segala sesuatu.
  • Berikan pilihan yang mengarahkan seperti: "Mau cuci muka sendiri atau sama ibu?"  tapi bukan " kamu mau cuci muka nggak?" (dia bisa berkata tidak). Atau "kamu mau apa sekarang?" (dia bisa membuat pilihan yang tidak ada dalam pikiran kita seperti ingin langsung makan kue).
  • Gunakan larangan seperlunya agar bermakna. Larangan baru diberikan jika sudah dalam ambang batas seperti membahayakan keselamatan anak, merugikan orang lain, melanggar aturan yang sudah ditetapkan bersama, dll. Ketika kita melarang atau menegurnya, tunjukkan kalau kita tidak suka dengan perbuatannya, bukan tidak suka dengan dirinya agar dia berpandangan positif dengan larangan dan mengerti bahwa larangan diterapkan untuk kebaikan kita semua, bukan karena kita tidak suka dengannya.
  • Untuk anak yang sudah  mengerti perkataan lawan bicaranya, coba kita latih sedikit demi sedikit untuk belajar memahami instruksi. Jika anak kesulitan melakukan sesuatu, jangan langsung membantunya, gunakan kata kata yang sederhana dan jelas untuk mempermudah apa yang akan dilakukannya, jangan langsung turun tangan dan mengambil alih pekerjaannya. Jika sudah tidak mampu lagi, barulah kita turun tangan. Ini dapat meningkatkan kemampuannya untuk belajar memahami perintah secara verbal dan melaksanakannya.
  • Ajarkan anak anak untuk mengungkapkan perasaan dan kebutuhannya lewat perkataan bukan dengan menangis atau merengek. Carikan juga solusi dari masalahnya dan buatlah hiburan yang bermanfaat agar anak tidak mudah putus asa.
  •  
    Walaupun kecil, cara berbicara ini akan memberi pengaruh pada anak anak apalagi jika hal ini dilakukan terus menerus setiap hari. Semoga anak anak terbentuk menjadi pribadi yang kuat, memiliki pandangan positif, tidak mudah menyerah dan terus semangat untuk belajar meningkatkan kemampuannya.

16 komentar:

  1. Memang setiap usia ada cara tersendiri ya bund.. Bisa jafi masukan dan tambahan ke saya dalam mendidik duo buah hati saya

    BalasHapus
  2. Bagus tipsnya kak tuk anak balita ya. jadi mereka pun belajar komunikasi yg baik

    BalasHapus
  3. kadang orang dewasa menyamaratakan cara bicara pada anak-anak dan orang dewasa itu sama, apalagi terhadap anak yang memang sulit diatur.

    BalasHapus
  4. Kadang orang dewasa menyamaratakan cara bicaranya baik terhadap anak-anak ataupun orang dewasa. Apalagi kalau anak yang diajak bicara paling sulit di atur

    BalasHapus
  5. informasi ini sangat bermanfaat, khususnya untuk saya yang punya anak usia pra sekolah.

    BalasHapus
  6. Benar sekali mbak jika kita mendidik anak memang harus menggunakan kata-kata yang baik. Supaya anak tumbuh dengan memiliki akhlak yang baik pula. Terima kasih atas sharingnya sangat bermanfaat buat saya

    BalasHapus
  7. Ya beda kalau kita berbicara dengan anak dan keponakan kesayangan kita

    BalasHapus
  8. Setuju banget sama ilmu parenting seperti ini. Saya seringkali masih menemui orang tua yang suka ngebentak, anak minta apa dibentak, rewel dikit dibentak. Ngebayanginnya aja udah ngeri gimana pengaruhnya ke mental anak nantinya

    BalasHapus
  9. Yes, anak usia pra sekolah itu peniru ulung. jadi orang tua harus hati2 bersikap dan berbicara di depan anak usia itu jg ada tekniknya. Thx seharingnya kak

    BalasHapus
  10. Anak biasanya tidak bisa dikerasi juga ya mba. Harus dengan halus dan kalau bisa ada teladan yang bisa dicontoh. karena kita pernah menjadi anak kecil. hehehe

    BalasHapus
  11. Cara berbicara kepada anak memang harus yang baik karena perkataan orang tua juga merupakan doa buat anaknya, apalagi mendidik anak yang di zaman seperti ini . makasih sharingnya ya kak sangat bermanfaat sekali.

    BalasHapus
  12. Walaupun saya belum punya anak, saya sudah praktekkan beberapa poin itu ke ponakan2 saya. Alhamdulillah respon anaknya juga gak buruk

    BalasHapus
  13. Terima kasih untuk tipsnya, Mbak. Meski ini untuk anak usia pra sekolah, sepertinya masih cocok juga untuk anak saya yang sudah kelas 2 SD.

    BalasHapus
  14. terima kasih ka untuk sharingnya bisa aku lakukan ke anak-anak aku nanti, aku suka gemas sama orang tua yang suka berbicara kasar sama anak-anaknya padahal mereka masih balita, tapi sering sekali dibentak-bentak dengan kata-kata yang sangat tidak layak, harusnya orang-orang seperti ini dikasih edukasi seperti ini ya

    BalasHapus
  15. Point terakhir ini yang agak aku 'tekankan" pada anak-anak. Jika meminta sesuatu atau sedang dalam keadaan kurang nyaman bukan merengek atau nangis tapi bicara dulu. karena orangtua gak bakal tahu apa yang dirasakan jika mereka tidak berterus terang.

    BalasHapus
  16. Artikel sangat mengedukasi mbak terutama bagi para orang tua yang masih punya anak kecil. Segera dicatat

    BalasHapus