Ada faktor lain yang perlu kita ingat ketika anak mencapai usia 2 tahun yaitu pada masa ini anak baru belajar untuk makan dengan baik dan benar setelah sebelumnya nutrisi anak banyak dibantu oleh susu (ASI). Jadi jika pada masa ini anak tidak mau makan itu adalah hal yang wajar karena ia masih belajar. Karena masih belajar, pada masa ini adalah masa yang paling penting bagi orangtua untuk mengajarkan bagaimana makan yang baik dan benar, menggunakan indra lidahnya untuk mencicipi berbagai rasa makanan, juga mendidik anak utnuk belajar menghargai makanannya dan bersyukur denagn makanan yang ada.
Jadi pada masa ini ada hal yang lebih penting dari pada masalah anak tidak mau makan, yaitu bagaimana mengajari anak bersikap yang baik dan benar terhadap makanan. Sebetulnya pendidikan tentang makanan telah berlangsung sejak dalam kandungan. Jika ibu hamil rajin memakan berbagai jenis makanan dari sayuran, buah, dll, kemungkinan besar sang anak tidak akan mengalami kesulitan makan sayur dan buah. Anak yang suka denagn berbagai jenis makanan tidak akan kesulitan untuk menghargai segala jenis makanan.
Ada banyak hal yang dapat kita lakukan ketika anak usia 1 sampai 2 tahun mulai belajar makan yaitu:
1. Mendidik anak agar memiliki sikap yang baik dan benar terhadap makanan antara lain:
- Ada disiplin ketika makan seperti jadwal makan yang rutin, adab makan yang baik seperti membaca doa makan dalam keadaan duduk, dll. Memang ini bukan hal yang mudah untuk diajarkan pada anak, tapi kita bisa menetapkan beberapa standard dan tujuan. Jika anak belum mampu melakukannya, jangan dipaksa karena ini akan membuatnya menjadi tidak suka dan menolak. Biarkan dia, tapi berikanlah contoh yang baik dari kita. Ketika kita makan bersama, kita dapat memberi contoh dengan melakukan adab makan tersebut dengan baik dan benar.
- Mengajari anak untuk bersyukur denagn makanan yang diterimanya.Tentu saja sebelumnya kita pun harus yakin bahwa kita telah memberikan makanan yang baik dan sehat padanya. Jika dia belum dapat menikmati makanan yang diterimanya, kita dapat makan bersama dengannya dan menunjukkan bahwa kita betul betul menikmati makanan yang dimakan dan bersyukur kepada Tuhan karenanya. Kita dapat mengenalkan berbagai jenis makanan denagn berbagai rasa pada anak dan mengajarinya untuk merasakan makanan yang sedang dimakannya. Berikan dalam jumlah sedikit, jika ia suka, ajari ia untuk meminta tambahan makanan dengan baik. Jika tidak, biarkan dulu, mungkin ia masih berusaha mengenal dan menyesuaikan diri denagn rasa makanan yang ada.
2. Menyiapkan makan
Pekerjaan menyiapkan makanan sebaik baiknya adalah saalh satu tugas yang harus idlakukan oleh orangtua. Pilihlah makanan yang sehat, baik dan segar karena makanan seperti ini kemungkinan besar disukai semua orang. Sesuaikan jumlah makanan dengan usia anak. pada masa ini anak membutuhkan protein yang cukup, sedikit karbohidrat, lemak, banyak vitamin dan banyak zat besi. Mungkin pada masa ini kita dapat melihat anak sulit sekali disuruh makan nasi dan hanya makan lauknya saja karena memang ia belum membutuhkan banyak karbohidrat.
3. Pekerjaan lain bagi orang tua yang tidak kalah penting adalah pengamatan.
- Amati cara makan anak, ada anak yang suka makan sendiri dan tidak suka disuapi, ada yang suka disuapi dengan sendok, ada yang suka disuapi dengan tangan. Ada anak yang makan sedikit sedikit tapi sering, ada yang langsung dapat menghabiskan 1 piring makanan yang disediakan, ada yang hanya mampu menghabiskan setengah piring. Jika anak sudah gelisah dan mulai bergerak gerak ketika makan, ada kemungkinan dia sudah merasa kenyang. Kalau asupan gizinya masih kurang kita dapat menawarkan cemilan ringan pada waktu yang lain. Biarkan anak bermain sejenak sebelum kembali menawarkannya makanan.
- Periksa kembali apakah anak memiliki alergi atau kesulitan makan karena alat pencernaannya belum dapat mengolah makanan dengan baik. Ada beberapa anak yang memang belum mampu menelan serat yang agak kasar seperti serat daging sapi. Jika ini terjadi kita dapat menyesuaikan makanan tersebut dengan membuatnya menjadi bakso, memotongnya kecil kecil, membuatnya menjadi lunak, atau mengganti makanannya dengan makanan lain yang kandungannya relatif sama.
- Periksa juga kondisi fisik anak lainya seperti: susunan gigi anak, apakah sudah baik atau belum. Ada anak yang susunan giginya tidak rata sehingga dia tidak mau makan karena tidak suka ada makanan yang terselip ke dalam giginya.
- Periksa juga aktivitas sehari hari anak. Jika ia kurang berolahraga atau melakukan aktivitas fisik, kemungkinan besar ia belum lapar dan lelah karena masih menyimpan banyak energi.
- Periksa kembali pertumbuhan anak melalui berat badan dan tinggui badan serta kesehatan anak. Jika masih dalam batas normal, tidak usah terlalu risau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar