Minggu, 04 Oktober 2015

Bercerita Idul Adha Pada Balita

Peristiwa Idul Adha adalah peristiwa yang sangat berkesan dan memberikan banyak hikmah bagi manusia. Ada tentang pengorbanan, keyakinan dan perjuangan untuk terus taat melaksanakan perintah Tuhan. Idul Adha ini dirayakan secara besar besaran bagi umat Islam. Besarnya hari raya ini ditandai dengan shalat Idul Adha dan pemotongan hewan Qurban yang dibagikan kepada masyarakat yang pantas menerimanya. Jadi ini adalah hari bergembira untuk seluruh manusia.  Bagaimana tidak senang, daging yang sudah menjadi makanan mewah bagi rakyat kecil, dapat diperoleh dengan cuma cuma di hari raya yang berkah ini. Begitu banyaknya pesan dan hikmah yang dapat disampaikan pada si kecil di hari raya Idul Adha, tapi, bagaimana cara menyampaikannya agar si kecil yang masih usia Balita dapat ikut merasakan kegembiraan hari raya ini? Cerita tentang pengorbanan, di balik idul Adha ini adalah sesuatu yang baik untuk disampaikan pada anak anak. namun kita harus berhati hati menyampaikannya.

Mengapa? karena anak yang belum mumaiyiz, usia Balita dan juga anak yang berusia di bawah 7 tahun, kadang sulit membedakan mana yang bersifat kenyataan dan bukan. Jika ia belum paham, bukan kesalahannya jika suatu saat ia membuat dan meniru apa yang sudah diceritakan kepadanya. Padahal salah satu pemandangan yang ada saat Idul Adha adalah pemotongan hewan Qurban.




Pemotongan Hewan Kurban


Peristiwa penyembelihan hewan kurban mengandung banyak hikmah dan manfaat bagi anak jika diceritakan dengan baik dan benar, namun kesalahan dalam bercerita bisa membawa berbagai pengaruh pada anak terutama pada peristiwa penyembelihan. Anak yang pemberani mungkin akan tenang tenang saja mendengar cerita seperti itu. Namun bisa saja kelak ia akan mencoba meniru apa yang diceritakannya (berhati hatilah, meletakkan benda tajam di tempat yang dapat dijangkau oleh anak). Sementara anak yang sensitif akan menjadi sangat ketakutan, tidak suka dan cenderung trauma dengan peristiwa tersebut.

Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, ceritakan peristiwa penyembelihan sebagai salah satu urutan cerita saja, tanpa menceritakan lebih detail tentang bagaimana tajamnya pedang yang digunakan, bagaimana darah berceceran, dan lain lain.

Arahkan anak untuk berusaha merasakan bagaimana sebenarnya perasaan seorang bapak yang sangat sayang dengan anaknya tapi mendapatkan perintah dari Allah untuk berpisah dengan anaknya. Bukan hanya berpisah, namun membuat anaknya bertemu ajal  melalui tangan bapaknya sendiri. Di sini tentu saja ada pergulatan perasaan seorang ayah yang penuh kasih kepada anaknya, namun juga berusaha untuk tetap patuh pada apa yang diperintahkan oleh Allah. Nabi Ibrahim seperti ayah lainnya sangat menyayangi Nabi Ismail. Tapi Nabi Ibrahim juga sangat taat dan cinta kepada Allah.

Ceritakan juga bagaimana Nabi Ismail dalam usia kanak kanak dengan gagah berani, percaya dengan kebaikan perintah Allah. Tak mungkin Tuhan yang menciptakan manusia, memberikan keburukan kepada hamba hamba yang patuh kepadaNya. Nabi Ismail yakin akan kebaikan Tuhan dan ingin segera melaksanakan perintah tersebut untuk mendapatkan kasih sayang Tuhan. Begitulah Nabi Ismail, anak soleh yang taat kepada Tuhan dan mendukung segala apa yang dilakukan oleh ayahnya yang juga seorang nabi.  Apa yang dilakukan oleh Nabi Ismail ini tentu saja memudahkan Nabi Ibrahim dalam melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Tuhan. Sehingga segala sesuatu berjalan seperti yang diperintahkan sampai Tuhan memberikan kejutan di akhir cerita. Jangan lupa untuk menambahkan bagian akhir  cerita yang sungguh manis yaitu Tuhan mengganti Ismail dengan seekor kambing dari Syurga. Dari sini turunlah perintah berkurban hewan bagi setiap manusia yang mampu dan membagikan hasil kurban kepada masyarakat yang layak untuk menerimanya.

Di sini kita bisa bercerita bahwa penukaran Nabi Ismail dengan kambing dari syurga adalah salah satu tanda bahwa Allah Maha Tahu dan Maha Penyayang. Bagi manusia yang taat kepada Allah, kasih sayang Allah sangat berlimpah, bukan hanya di dunia saja tapi juga di akhirat, dan Allah tidak akan menzhalimi makhluk makhlukNya apalagi makhluk yang dicintaiNya. Katakan juga bahwa kita tidak usah berputus asa jika mendapat ujian dari Allah.  Dari ujian itu sebetulnya kita memiliki kesempatan untuk menunjukkan pada Allah ketaatan, kepatuhan, dan prasangka baik kita kepada Allah. Di balik ujian itu Allah telah sediakan suatu jalan penyelesaian yang paling baik untuk kita baik di dunia dan di akhirat kelak.

Terakhir jangan lupa untuk berkata bahwa ujian yang sangat berat ini yaitu menyembelih anak sendiri, ditujukan bukan pada seluruh manusia tapi pada seorang manusia yang luar biasa seperti Nabi Ibrahim saja, manusia biasa tidak akan mampu memahami dan merasakan apa yang dirasakan dan dialami oleh Nabi Ibrahim.

Mengajak Balita Untuk Berkorban



Bagi umat Islam yang sudah mampu, dianjurkan untuk mengorbankan seekor kambing atau binatang ternak lainnya di Hari Raya Idul Adha. Kita dapat mengajak anak anak untuk berkorban juga. Ajaklah anak anak untuk berlatih membuat pengorbanan kepada Allah seperti berkorban perasaan ketika diganggu oleh kawan dengan membalas dengan perbuatan dan kata kata yang baik, berkorban perasaan ketika sedang lelah tapi tetap mau membantu ibu, menahan rasa marah, dan lain lain.

Pengorbanan yang besar sudah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim adalah nabi luar biasa yang merupakan nenek moyang dari Nabi Muhammad. Ajaklah anak untuk mengetahui kehebatan kehebatan Nabi Ibrahim lainnya dan ajaklah anak untuk bersalawat kepada Nabi Ibrahim, seperti yang kita lakukan ketika sedang membaca doa tahiyat akhir di dalam shalat kita.


5 komentar:

  1. Terimakasih atas sharingnya jadi nanti bisa cerita ke anak tentang idul adha

    BalasHapus
  2. Benar Mbak, harus hati-hati ya dalam menceritakan kisah yang ada penyembelihannya, jangan sampai melekat dalam benak anak dalam bentuk yang tidak kita duga.

    BalasHapus
  3. Thanks for sharing... Benar anak-anak perlu diajarkan tentang pengorbanan..

    BalasHapus
  4. Thanks for sharing.. betul anak-anak perlu diajarkan tentang pengorbanan dan sejarah tentang kurban..

    BalasHapus
  5. Terima kasih tips bercerita tentang Idul Adha kepada anak. Anak saya 7 tahun tapi tetap belum ngerti kalau diceritakan. Mungkin ke depannya bakal coba caranya Mbak Wanti ini.

    BalasHapus